PWMU.CO – Lupa memanggil Bro di acara Baitul Arqom Dokter Muda UM Surabaya kena denda Rp 1 ribu. Antisipasi denda itu Wakil Ketua PWM Jatim Dr M. Sholihin Fanani MPSDM membawa uang receh segebok.
Di acara itu Sholihin menyampaikan materi Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCH) di hari pertama. Acara berlangsung di Graha Umsida, Trawas, Mojokerto Jumat-Ahad (8-10/9/2023).
Panitia Baitul Arqam membuat aturan yang telah disepakati peserta yaitu menyematkan panggilan Bro untuk laki-laki dan Sis untuk perempuan setiap menyebut nama temannya.
Kalau lupa memanggil Bro dan Sis dianggap melanggar peraturan. Kena denda memasukkan uang Rp 1.000 ke kotak. Di akhir acara uang dalam kotak dihitung. Hasilnya disedekahkan pada panti asuhan.
”Saya sudah punya firasat ini, karena tahun lalu saya tombok banyak. Jadi hari ini saya sudah persiapan bawa uang banyak dari rumah,” katanya.
Sontak pernyataannya itu mengundang tawa peserta. Sholihin Fanani telah membawa kumpulan uang kertas Rp 2.000 untuk dimasukkan di kotak kalau lupa memanggil Bro dan Sis.
MKCH
Sholihin membuka materinya dengan candaan:”Matan beda dengan mantan lo ya.”
”Kader Muhammadiyah harus paham Matan Keyakinan Muhammadiyah, meski bukan orang Muhammadiyah tapi kalian sebagai kader pendidikan Muhammadiyah harus paham,” katanya.
Dia menjelaskan, MKCH dirumuskan dan ditetapkan dalam Tanwir di Ponorogo pada 1969.
Sholihin menyampaikan rumusan MKCH terdiri dari lima pokok pikiran yang dibagi menjadi tiga kelompok.
1. Muhammadiyah adalah gerakan Islam dakwah amar makruf nahi munkar, berakidah Islam dan bersumber pada al-Quran dan as-Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur yang diridhai Allah swt, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah di muka bumi.
Dia menambahkan,”Manusia diberi akal, hati nurani, rasul, kitab suci, dan hidayah. Empat yang pertama selalu diberikan kepada manusia tapi tidak semua orang mendapatkan hidayah.
”Jika tidak dapat hidayah maka orang tidak bisa menjadi baik. Sebaliknya jika mendapat hidayah maka orang tersebut bisa menjadi baik,” ujarnya.
2. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan al-Quran dan Sunnah. Mengajarkan akhlak.
Sholihin mengungkapkan beberapa alasan Muhammadiyah tidak mempunyai madzhab. ”Muhammadiyah menghargai para ulama, Muhammadiyah berijtihad, Muhammadiyah menghargai perkembangan ilmu pengetahuan. Maka dengan itulah disebut Islam berkemajuan,” katanya.
Salah satu upaya warga Muhammadiyah dalam menjaga akidah adalah menghindari TBC (Tahayyul, Bid’ah, Khurofat). Dalam beribadah dan bermuamalah warga Muhammadiyah harus memperhatikan landasan al-Quran dan as-Sunnah.
”Prinsipnya, ibadah kepada Allah tidak boleh dimodifikasi, dan muamalah, hubungan sesama manusia harus baik,” katanya.
“Bro dan Sis Kalau mau ditolong Allah, maka tolonglah orang lain. Saya termasuk orang yang ditolong Allah lewat Muhammadiyah. Orangtua saya petani, adik saya tidak ada yang sekolah lanjut,” ujarnya.
3. Muhammadiyah mengajak seluruh lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila sehingga menjadi baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur.
Penulis Rahma Ismayanti Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post