PWMU.CO – Pikiran menentukan jalan takdir kita mengemuka dalam Pengajian Ahad Pagi di Masjid At-Taqwa Wisma Sidoajangkung Indah, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Ahad (4/9/2023).
Adalah Dr Muhammad Sholihin yang menyampaikan hal itu dalam ceramah bertema Menjadi Seorang Muslim Sejati. Awalnya, Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya itu membahas tentang hal-hal yang merusak iman. Salah satunya adalah sifat munafik.
Dengan merujuk hadits Nabi Muhammad SAW, dia menjelaskan tiga ciri orang munafik: jika berbicara bohong, bila berjanji tidak ditepati, dan jika diberi amanah tidak ditunaikan.
“Kalau ngomong mbujuk,” katanya, menjelaskan ciri pertama.
Sholihin mengingatkan agar kita hati-hati dengan ucapan. “Ati-ati Pak, ambek ngomong itu,” katanya dalam bahasa Jawa. Menurutnya ucapan itu sama dengan doa. Karena itu tidak boleh mbujuk alias berbohong.
Menurut dia ucapan manusia itu sama dengan doa. “Berapa banyak orang yang mandhi karo omongan dewe (ucapan sendiri yang ‘terkabulkan’),” katanya.
Mantan Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya itu menegaskan kalau ucapan itu berasal dari pikiran. “Oleh karena itu kita harus bisa mengendalikan pikiran. Harus banyak berpikir. Kalau mau berbuat sesuatu itu harus banyak berpikir. Kalau mau berbuat sesuatu yang tidak baik itu harus mikir,” terangnya.
Lalu dia menyampaikan rumus kausalitas begini:
- Pikiran menjadi ucapan
- Ucapan menjadi tindakan
- Tindakan menjadi kebiasaan
- Kebiasaan menjadi karakter
- Karakter menjadi takdir
“Karakter menjadi takdir dalam hidup kita. Artinya sifat dan perilaku kita itu menentukan nasib hidup kita. Nasib hidup kita itu tergantung pikiran kita, tergantung ucapan kita, tergantung perilaku kita,” jelasnya. “Makanya kalau ngomong itu harus hati-hati. Sampun sampai ceplas-ceplos.”
Sholihin kemudian memberi contoh omongan yang bisa menyakitkan hati meskipun hanya satu kata, “Heleh! “Sing rodok dowo maneh (yang agak panjang): preketek!”
Baca sambungan di halaman 2: Ucapan Mengubah Nasib