slam Memperbolehkan Orang Tua Memukul Anaknya
Di bagian lain ceramahnya, Ustdza Farid mengatakan pentingnya pendidikan shalat bagi anak-anak. Dia mengutip Surat Thaha 132 yang artinya, “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.”
“Perintah ini diberikan langsung oleh Allah kepada para laki-laki yang sudah berkeluarga, dalam hal ini adalah ayah agar menyuruh istri dan anak-anaknya untuk mendirikan shalat,” ujar dia.
“Tentunya tidak hanya menyuruh, melainkan juga dengan memberikan contoh dan membiasakan untuk mendirikan shalat sedari kecil. Hal ini tidaklah mudah, itulah kenapa ada kalimat bersabarlah karena dalam mewujudkan itu semua sungguh membutuhkan kesabaran,” lanjutnya.
Dia menegaskan, meskipun belum baligh dan belum ada kewajiban, anak-anak sebaiknya dilatih beribadah kepada Allah sejak dini, sehingga ketika sudah dewasa mereka sudah terbiasa.
“Sama halnya dengan anak kecil yang belajar berpuasa, ketika sudah dewasa mereka sudah terbiasa melaksanakan puasa, atau anak perempuan sedari kecil sudah dibiasakan memakai jilbab maka ketika dia sudah dewasa dia akan terbiasa memakainya,” kata Ustad Farid.
Rasulullah memerintahkan kepada orang tua untuk ‘memukul’ anak-anaknya yang tidak mengerjakan shalat di usia sepuluh tahun sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, “Perintahlah anak-anak kalian untuk mendirikan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun. Dan pukullah mereka (jika mengabaikan shalat) pada usia sepuluh tahun.”
“Memukul anak di sini adalah memukul dengan tujuan untuk mendidik dan wujud dari kasih sayang dan bisa membuat anak mau melaksanakan shalat. Bukan pukulan yang membuat mereka kabur dari rumah,” jelasnya.
“Maka dari itu ada bagian-bagian dari tubuh yang boleh dipukul dan bagian-bagian yang tidak boleh dipukul oleh orang tua. Misalnya wajah, jangan sekali-sekali memukul area wajah,” terang dia. (*)
Penulis Nadhirotul Mawaddah Editor Mohammad Nurfatoni