Pentingnya Dialog Guru-Murid
Nur Fauziyah mengungkapkan, ada fenomena menarik yang berlangsung selama diskusi dan presentasi di forum seminar. Dari sekian banyak makalah yang dipresentasikan oleh pakar lesson study dunia, ada poin yang menjadi perhatian penting.
Poin khusus tersebut adalah membangun dialog guru dan siswa dalam pembelajaran untuk menumbuhkan pemahaman siswa pada konsep atau materi pelajaran dan keterampilan belajar, melalui langkah-langkah yang ditempuh (syntax) oleh model pembelajarannya.
Menurut Eisuke Saito dari Monash University Australia dan Manabu Sato dari Gokushuin University Jepang, dialog dalam pembelajaran menjadi penanda yang dapat dimaknakan apakah pembelajaran berlangsung secara sesungguhnya ataukah pembelajaran terjadi secara palsu (pseudo).
Menurutnya pembelajaran yang sesungguhnya bukan saja akan menunjuk pada frekuensi dialog yang lebih banyak dilakukan siswa, tetapi juga materi dialog berada pada pemahaman konsep yang kritis, kreatif, dan berkualitas.
Sementara itu pembelajaran yang palsu, lebih mengarah pada aktivitas yang berkategori sebagai seolah olah belajar, tidak menunjukkan terjadinya dialog, hanya monolog atau sepihak yang lebih banyak dilakukan oleh guru saja.
Peter Dudley dari Cambridge University, England, menuturkan penguasaan konsep siswa atas materi pelajaran sangat dipengaruhi oleh kualitas dialog yang terjadi antara guru dengan siswa. Bilamana guru menjalankan peran dengan profesional dan berkualitas, maka pada siswa pun akan terbentuk proses dan hasil belajar yang berkualitas. Dialog yang mengindikasikan kualitas proses pembelajaran ini dapat dideteksi dan dianalisis melalui transcript pembelajaran yang dikenal dengan TBLA. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni