PWMU.CO – Kalung Raja Erlangga bikin takjub para siswa SMP Muhammadiyah 4 Surabaya saat keliling Museum Mpu Tantular, Selasa (5/9/23).
SMPM 4 Surabaya melakukan pembelajaran di luar kelas dengan mengunjungi Museum Mpu Tantular. Cara belajar sejarah yang menyenangkan bagi siswa itu melibatkan 86 siswa kelas VII dan tiga guru pendamping. Tiba di museum, rombongan sekolah disambut Suyatno, pemandu museum Mpu Tantular. “Mari kita menuju Gedung Von Faber terlebih dahulu,” ujarnya
Ketika berada di Gedung Von Faber, siswa dan guru pendamping diberikan penjelasan mengenai profil dan koleksi museum. Penamaan Gedung Von Faber merupakan wujud apresiasi kepada pendiri, sekaligus pengelola awal Museum Mpu Tantular yang dulu berlokasi di Kota Surabaya.
“Ada beberapa koleksi yang memang merupakan ciri khas museum, seperti benda-benda peninggalan Raja Erlangga yang dulu ditemukan seorang anak,” jelasnya.
Selanjutnya, siswa diajak menyaksikan pemutaran film peninggalan sejarah di Jawa Timur. Pada sesi ini, siswa mencatat dengan saksama hal-hal penting yang dijelaskan Suyatno.
Kalung Raja Erlangga
Setelah mendengarkan penjelasan mengenai profil, koleksi, dan pemutaran film dokumenter tentang koleksi museum, siswa dan guru pendamping diajak untuk berkeliling. Rasa ingin tahu siswa yang begitu besar membuat mereka tidak sabar mencecar berbagai pertanyaan kepada Suyatno, sang pemandu.
“Tengkoraknya ini mirip manusia tapi juga mirip kera. Sebenarnya ini tengkorak apa, Pak?” tanya Syahri Rabbani, siswa kelas 8B.
Suyatno pun menjelaskan bahwa tengkorak tersebut merupakan peninggalan kebudayaan manusia purba. “Yang pasti, tengkorak itu merupakan tengkorak Pithecantropus Erectus,” jelasnya.
Selain menjumpai tengkorak manusia purba, siswa dan guru pendamping juga menjumpai artefak yang berada di sudut museum yang berlokasi di pusat Kota Sidoarjo itu. Artefak itu tampak terjaga dengan adanya pagar yang mengelilinginya. “Pak Yatno, kenapa bendanya dipagar?” tanya Syawalia Zahra.
Suyatno pun menjelaskan bahwa benda tersebut memang merupakan benda yang sangat berharga di antara koleksi museum Mpu Tantular. Selain merupakan peninggalan Raja Erlangga, benda berupa kalung itu juga berlapis emas murni. “Kalung ini ditemukan tahun 1989 di Kediri. Yang menemukan bocah berusia 12 tahun, seusia kalian,” ujarnya.
Siswa beserta guru pendamping kemudian diarahkan untuk menuju lantai dua museum. Di tempat itu, mereka mencoba berbagai alat hasil percobaan.
“Ada alat pengukur gelombang listrik, tinggi nada, dan tadi beberapa alat yang bisa digunakan untuk mengukur tekanan angin. Keren,” ujar Wimbasara Windriya, siswa kelas 8.
Menurutnya, kegiatan pembelajaran di luar kelas ini sekaligus menjadi ajang praktik baginya ketika mendapatkan pelajaran di sekolah. “Yang pasti tambah pengetahuan. Melihat langsung berbagai bukti sejarah beserta berbagai alat percobaa,” pungkasnya. (*)
Penulis Taufiqur Rahman. Editor Darul Setiawan.