Berdirinya Muhammadiyah Keduyung
Sesepuh Aisyiyah, Liswati, menceritakan, pada tahun 1965 seorang tokoh Muhammadiyah dari Desa Laren Kabupaten Lamongan bernama H. All Mahfud (almarhum) datang ke Desa Keduyung.
Dia berkenalan dan kemudian bersahabat dengan beberapa tokoh Desa Keduyung seperti H. Sapuwan (almarhum), Kiai Abdul Hamid (almarhum), dan Ahmad Thohir (almarhum). “Kepada ketiga orang tersebut H. Ali Mahfud mengenalkan tentang Muhammadiyah,” ujarnya, Ahad (10/9/23).
Setelah itu, sambungnya Abdul Hamid dan Ahmad Thohir memperkenalkan Muhammadiyah pada pemuda desa setempat. Tetapi hanya sedikit pemuda yang tertarik. Hanya mereka yang berpendidikan yang bisa menerima ajaran Muhammadiyah.
Tetapi kedua tokoh tersebut tetap berjuang. Beberapa pemuda yang tertarik itu diajak mendirikan Muhammadiyah. Maka sebelum Muhammadiyah didirikan, pada bulan Agustus tahun 1965 didirikan lebih dulu Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah (PRPM) Keduyung.
Saat itu Kecamatan Laren belum menjadi Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) sehingga PRPM Keduyung berinduk ke PCM Pangkatrejo yang berlokasi di Kecamatan Sekaran (kini masuk Kecamatan Maduran), Kabupaten Lamongan.
Adapun susunan PRPM Keduyung adalah Penasihat Abdul Hamid, Ketua Ahmad Thohir, Sekretaris Munawar Cholil (almarhum) dan Bendahara Churmat Efendi (almarhum).
Liswati menjelaskan, mengapa waktu itu Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Keduyung tidak langsung didirikan? Ternyata karena dari kalangan orang tua tidak siap memimpin PRM. Mereka tidak ada kemampuan memimpin.
“Muhammadiyah itu bukan sembarang golongan. Sehingga perlu seseorang yang benar-benar mampu memimpin, baik tingkat pemahaman agama maupun kepribadian dan akhlaknya,” ujar Liswati menirukan alasan mereka.
Empat tahun kemudian, tahun 1969, setelah para pemuda yang tergabung dalam PRPM berpengalaman, ilmu agamanya bertambah, dan kepribadian terasah, barulah didirikan PRM Keduyung yang dipimpin oleh mantan-mantan PRPM Keduyung.
Setelah berdiri PRM diikuti berdirinya organisasi otonom yaitu Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).
Baca sambungan di halaman 3: Ahmad Thohir Bernama Lain Jerman