Ahmad Thohir Bernama Lain Jerman
Berdirinya PRM Keduyung tidak lepas dari peran Ahmad Thohir. Dia salah satu tokoh yang sangat berjasa.
Dia lahir di Desa Mojoasem, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, pada 20 Maret 1937. Ayahnya bernama Khasan Radji dan ibunya Siti Fatimah.
Ahmad Thohir juga dikenal dengan panggilan Jerman. Menurut cerita yang didengar Nurfadlilah, anak pertama Ahmad Thohir, panggilan itu diberikan orang-orang di Desa Mojoasem karena dia saat kecil terlihat putih dan ganteng seperti orang Jerman.
“Panggilan itu dipakai orang Keduyung juga sampai bapak meninggal. Terutama orang-orang tua memanggil Kak Jerman,” kata Nurfadlilah, Ahad (10/9/23).
Ahmad Thohir juga memiliki keistimewaan dibanding lima saudaranya. Di samping cerdas juga mempunyai keberanian dalam menghadapi tantangan.
Dia ramah dan mudah bergaul dengan berbagai kalangan. Karena itu meskipun hanya lulusan Sekolah Rakyat (SR) dan pernah mondok di Langitan, Widang, Tuban, Jawa Timur, tapi sahabatnya dari berbagai kalangan. Mulai tokoh agama, dokter sampai pejabat pemerintah. Dr H Kabat (almarhum) termasuk tokoh Muhammadiyah Jatim yang akrab dengannya.
Ahmad Thohir menikah dengan Siti Fatimah (kebetulan namanya sama dengan ibu Ahmad Thohir), anak pengusaha Desa Keduyung bernama H. Sapuwan yang beristrikan Hj Siti Maimunah. Mertua Ahmad Thohir ini adalah pengusaha setempat yang ikut berjuang membesarkan Muhammadiyah Keduyung terutama mendukung keperluan finansial.
Dari pernikahan dengan Siti Fatimah itulah Ahmad Thohir dikaruniai 10 anak. Mereka adalah: 1. Nurfadilah SPd MPd (Gresik), 2. (Ummu Farokha), 3. (Dewi Masrukha), 4 (Istiqamah), 5. M. Yazit Nurkhafidzi SE MM (Gresik), 6. Drs Mohammad Nurfatoni (Gresik), 7. Mohammad Kholili ST (Cilegon, Banten), 8. Slamet Hariadi (Lamongan), 9. Nihayatun Nikmarokhah (Sidoarjo), dan 10. Mohammad Khumaini AMd (Serang, Banten).
Tiga anaknya nomor 2, 3, dan 4 meninggal saat masih bayi. Ada lagi satu putrinya bernama Mutamimah (Lamongan) dari wanita bernama Munasih yang pernha dinikahinya. Ahmad Thohir wafat pada 10 Maret 2004 setelah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina Kabupaten Gresik karena penyakit jantung. Dia dimakamkan di Pemakaman Islam Desa Keduyung.
Baca sambungan di halaman 4: Ayah yang Ulet Penuh Tanggung Jawab