Cari Bantuan Masjid sampai Bina Graha
Selain BP PRM Keduyung juga memiliki amal usaha berupa Masjid at-Taqwa yang sangat bagus yang saat ini mengalami renovasi total dua kali.
Pertama masih berbentuk musala kemudian direnovasi total menjadi Masjid At-Taqwa. Pada proses pembangunan ini peran Ahmad Thohir sangat penting, terutama dalam penggalan dana.
Pada tahun 80-an, H. Abdul Mukti yang berasal dari Desa Parengan, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan, bersama Ahmad Thohir pernah mencari bantuan dana pembangunan masjid sampai ke Jakarta.
Di Jakarta keduanya menemui Ketua Dewan Da’wah Islam Indonesia (DDII) M. Natsir dan ke Kantor Bina Graha untuk mendapatkan bantuan dari Presiden Soeharto.
Dan Masjid At-Taqwa yang sekarang adalah hasil renovasi yang kedua, yang juga mengubah total struktur bangunan.
Di bidang pendidikan PRM Keduyung punya Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM). Waktu itu murid-muridnya sangat banyak, karena hanya satu-satunya MIM yang ada di Kecamatan Laren barat.
Tapi seiring berjalannya waktu di mana banyak berdiri madrasah di sekitar Keduyung dan ‘keberhasilan’ program keluarga berencana (KB), sehingga tahun 2003 MIM Keduyung tutup, sebab kekurangan murid. Sebagai gantinya didirikan madrasah diniyah.
PRM Keduyung juga punya SMP Muhammadiyah 17 Keduyung yang berdiri tahun 1985 dan sampai sekarang masih eksis. Sekolah ini berdirinya juga dimotori salah satunya oleh Ahmad Thohir. Namun dengan berdirinya SMPN 2 Laren di Desa Centini yang berdekatan dengan Desa Keduyung, maka murid-murid SMPM 17 semakin berkurang.
Tapi sekolah ini masih tetap diminati meskipun sekolahnya setiap saat dihantui longsor karena tergerus arus air Bengawan Solo. Usaha menyelamatkan sudah beberapa kali dilakukan dengan pemasangan beronjong batu.
Baca sambungan di halaman 8: Dorong Aisyiyah Dirikan Rumah Bersalin