PWMU.CO – Muhammadiyah kaya sebagai organisasi masyarakat, tapi miskin dan minoritas jumlah pengusahanya yang mau muncul di permukaan.
Demikian yang disampaikan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Batu H Tsalis Rifa’I ST MM dalam Kopi Darat (Kopdar) ke-2 Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) di Malang Creative Center (MCC), Sabtu (9/9/23).
Kopdar yang merumuskan peta kolaborasi pengusaha Muhammadiyah Jawa Timur, itu diikuti oleh seluruh Koordinator Daerah SUMU se-Jawa Timur beserta member Serikat Usaha Muhammadiyah. Hadir sebagai narasumber Ketua PDM Kota Batu H Tsalis Rifa’I ST MM.
Ketua SUMU Jawa Timur Afrizal Ananta menjelaskan alasan diadakannya Kopdar ke-2, karena begitu pentingnya mengawali langkah untuk segera membuat peta kolaborasi yang nyata, yakni antara pengusaha Muhammadiyah di Jawa Timur. “Sehingga akan muncul gagasan dan tindakan nyata, yang bisa diberikan Pengusaha Muhammadiyah yaitu SUMU ini untuk persyarikatan dan masyarakat luas,” ujarnya.
Afrizal menambahkan, sebagai sayap kultural Muhammadiyah sekaligus ormas yang bergerak di bidang ekonomi dan anak kandung dari Lembaga Pengembangan UMKM (LP UMKM), SUMU punya andil besar.
“SUMU ini memiliki andil yang cukup besar untuk mewujudkan jihad ekonomi, yakni dengan kolaborasi antara pengusaha Muhammadiyah. Harapannya, dapat memberikan manfaat baik untuk anggota SUMU sendiri ataupun orang lain,” ungkapnya.
Muhammadiyah Kaya tapi Miskin Pengusaha
Mengawali materinya H Tsalis Rifa’i ST MM mengutip surat Ali Imran ayat 104 yang artinya, “Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada ke-Islaman, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah daripada keburukan, mereka itulah golongan yang beruntung berbahagia,” sitirnya.
Dia kemudian melanjutkan, dalam konteks ini dihubungkan dengan sabda Rasulullah, “Barang siapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu keperluannya.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari ayat suci dan dalil tersebut, sambungnya, dapat diambil kesimpulan, menjadi pengusaha dan berkolaborasi antara pengusaha dapat sama-sama. Juga saling membantu mengentaskan kemiskinan dan memperbaiki ekonomi umat.
“Muhammadiyah adalah organisasi masyarakat yang kaya, namun pengusaha di Muhammadiyah merupakan minoritas dan mereka sedikit yang mau muncul ke permukaan,” imbuhnya CEO CV Esa Medco Technology tersebut.
Rumuskan Peta Ekonomi Umat
Apresiasi luar biasa dia sampaikan kepada SUMU, yang diisi para pengusaha muda dengan harapan, baik gerakan maupun ide-ide segar dapat muncul dan dieksekusi dengan sempurna.
“Selain itu, kolaborasi bisnis antar warga Muhammadiyah itu masih memiliki peluang yang sangat besar dan dampak luar biasa, jika kita dapat mengakomodirnya. Bisa dimulai dari mendata potensi yang sudah ada kemudian saling bersinergi, membentuk kolaborasi dan nantinya dipastikan akan mampu memberi kontribusi,” jelasnya.
Menurut Tsalis, banyak sekali potensi UMKM yang dimiliki warga Muhammadiyah dapat dikelola dengan cara berkolaborasi, baik dari UMKM pangan, seni, jasa, wisata bahkan startup/digital yang saat ini sedang berkembang pesat.
“Jadi harapan saya setelah acara ini selesai, SUMU bisa segera mengambil peran dalam Gerakan Jihad Ekonomi, misalnya melalui cara online seperti marketplace atau offline dengan memaksimalkan toko retail atau outlet,” tambahnya.
Penting juga untuk jangan pernah berhenti berproses, lewati semua kondisi dan ingat pesan Buya Hamka, “Salah satu pengerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah,” pungkasnya. (*)
Penulis Bayu Firdaus. Editor Darul Setiawan.