PWMU.CO – Jadilah suami yang pandai mendengarkan curhat istri, demikian yang disampaikan motivator nasional Suhadi Fadjaray di PCM Tulangan.
Kajian Ahad Pagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tulangan mendatangkan narasumber Ustadz Suhadi Fadjaray. Kegiatan bertempat di SMP Muhammadiyah 5 (Mulia) Tulangan, Ahad (10/11/23).
Konsultan keluarga sakinah dan penulis buku tersebut di awal kajian menyitir Surat At-Tagabun ayat 14, “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang akan menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan kamu santuni mereka serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Menurut Ustadz Suhadi, istri dan anak-anak kita berpeluang menjadi musuh dan bisa menjadi batu sandungan kita, para suami untuk masuk surga. Contoh kejadian yang menyimpang di masyarakat di antaranya ada anak yang sengaja membuang bapaknya di tempat sampah atau panti jompo.
“Ada juga anak yang mengusir orangtuanya saat menghadiri wisuda, serta munculnya gejala LGBT di generasi muda yang sudah masuk di lingkungan kita. Inilah tiga contoh kecil yang banyak terjadi di masyarakat,” paparnya.
Jadilah Suami yang Pandai Mendengarkan
Ustadz Suhadi menyebutkan, peran sentral keluarga sangat dibutuhkan guna mengapai harmoni cinta madrasah di dalam keluarga. Dia kemudian menjelaskan masalah komunikasi suami dan istri serta anak harus dibangun sedini mungkin.
“Masalah komunikasi bisa terjadi kesalahpahamam antar anggota keluarga. Karena sudah dikenal kalau perempuan suka bercerita maka sudah menjadi kewajiban seorang suami mendengar keluhan atau masukan dari istri. Maka, untuk para suami, jadilah suami yang pandai mendengarkan,” tuturnya.
Dia kemudian menjelaskan empat hal yang bisa menjadikan seorang istri mudah masuk surga, jika memenuhi lima kriteria, yaitu tepat shalat lima waktu, melaksankan puasa Ramadhan, menjaga aurat, dan berbakti pada suami.
Untuk tips bagaimana mendidik anak, Ustadz Suhadi mengambil dalil Surat Lukman ayat 12, “Dan Sungguh telah Kami berikan hikmah kepada Luqman yaitu bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesunguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Mahaterpuji,” sitirnya.
Poin-poin di atas, lanjutnya, yakni perlu bersyukur dalam berkeluarga karena akan dicontoh anak kita dalam berkeluarga. “Setiap gerak, sikap, dan langkah kita akan dicontoh anak kita. Barang siapa yang bersyukur, maka Allah akan memberi tambahan nikmat,” terangnya.
Orangtua yang mempunyai hikmah ciri-cirinya adalah mempunyai pemahaman terhadap anak, berilmu dalam mendidik anak, dan bisa berkata dengan ucapkan yang baik. (*)
Penulis Sumardani. Editor Darul Setiawan.