PWMU.CO – Pantun dilontarkan Drs H Akhyar MSi, Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro saat memberi sambutan Pengukuhan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kedungadem dan jajarannya, Sabtu (16/9/2023).
Acara bertempat di halaman Perguruan Muhammadiyah Kedungadem dihadiri warga Muhammadiyah cabang dan ranting.
Dalam sambutannya Akhyar menyampaikan tradisi Muhammadiyah menggunakan kata pengukuhan bukan pelantikan.
”Jawabannya ialah pengukuhan mempunyai arti kukuh. Setelah pengukuhan nanti para peserta terpancang di tempatnya dengan kuat yaitu di Muhammadiyah. Sedangkan pelantikan berasal dari kata lantik yang mempunyai arti diangkat. Ketika kita mengangkat pasti akan jatuh. Jadi menjadi pimpinan Muhammadiyah itu harus kuat sesuai kata kukuh tadi sehingga tradisi pengukuhan dipakai Muhammadiyah,” jelasnya.
Dia membuat perumpamaan sambil memegang kacamatanya. ”Bapak ibu coba perhatikan kacamata ini. Kacamata ketika diangkat pasti akan jatuh. Belum sampai finish sudah jatuh. Maka dari itu harapannya Muhammadiyah dan Aisiyah Kedungadem ini setelah dikukuhkan menjadi kuat dan hebat tidak mudah rusak maupun roboh, aamiin,” ujarnya.
Lantas Akhyar membacakan pantun spesial untuk Pengukuhan PCM Kedungadem.
Manuk pelikan cucuk e biru setelah dikukuhkan ojo podo turu
Manuk pelikan ojo dipakani beras habis pengukuhan harus kerja keras
Dilanjut pantun kedua.
Pedagang jamu membeli donat, donat dimakan bersama tomat
kalau diberi amanat segera laksanakan dan jangan berkhianat
Setelah berpantun dia mengatakan, bermuhammadiyah itu harus amanah dan harus kober. Dalam strategi ber-Muhammadiyah yang pertama harus kober. Kedua, harus menyempatkan. Ketiga, kudu pinter. Bisa melakukan yang dibebankan kepadanya. Muhammadiyah itu kumpulan orang orang yang mengabdi.
Sambutan ditutup dengan pantun lagi. ”Yu Jinten marut kelopo, kelopone ceblok diuntal ulo, cukup semanten menawi lepat, ojo diuntal ulo,” ujarnya disambut tawa hadirin.
Penulis Samsul Arifin Editor Sugeng Purwanto