PWMU.CO – Beautiful Journey Samara Bersamamu menjadi cendera mata tradisi baru di pernikahan Dr Moh. Sulthon Amien MM dan Dr Nur Chamimmah Lailis Indriani MSi.
Dalam souvenir tas cokelat yang bisa diambil tamu undangan di pintu keluar, ada buku yang ditulis sendiri oleh kedua mempelai. Ada pula kotak hitam berisi pengharum ruangan.
Dalam Kata Pengantar, tim penulis mengungkap, “Cendera mata atau souvenir yang dibagi-bagikan kepada tamu undangan pada sebuah resepsi pernikahan biasanya berupa benda pernik-pernik kecil dan unik. Umpamanya: tas mungil, dompet, tumbler, centong sendok garpu kayu, gelas mug enamel, kipas anyaman, dan lain-lain.”
“Namun, kami ingin ada nuansa lain sebagai alternatif pilihan. Sengaja tidak memilih benda-benda seperti itu, sebab kami ingin memunculkan tradisi baru. Yaitu memberi souvenir pernikahan berupa sebuah buku,” tulis Sulthon dan Elly di halaman III.
Dalam pemahaman mereka, hadiah sebuah buku akan membawa manfaat lebih panjang karena menjadi wacana membangun peradaban kehidupan. “Apalagi buku tersebut berisi tentang seluk-beluk dunia pernikahan, yang tentunya dapat dipetik hikmahnya oleh para tamu undangan, bahkan oleh orang lain yang berkesempatan membaca isinya,” imbuhnya.
Di Kata Pengantar ini pula Sulthon mengungkap, sebelumnya sudah pernah mencoba untuk mengawali tradisi membagi-bagikan buku. Yaitu saat pernikahan putra pertamanya Mizan Tamimy Sulthon dengan Ratih Rahmasari. Juga pada acara pernikahan Ramadhin Ikhsan Matamari dengan Fina Firdausy Sulthon, Sulthon membagikan buku berjudul ‘Spiritualitas Penikahan’ karyanya.
“Alhamdulillah kali ini ada kesempatan kembali untuk mempersembahkan hadiah berupa buku kepada tamu undangan pada acara bahagia pernikahan kami,” tulisnya di halaman yang sama.
Baca sambungan di halaman 2: Teladan Pernikahan