PWMU.CO – Menyambut 10 hari terakhir di bulan suci Ramadhan 1438 Hijriyah, Majelis Pelayanan Sosial Pimpinan Daerah Muhammadiyah (MPS PDM) Surabaya mengadakan iktikaf keliling dari panti asuhan Muhammadiyah ke panti asuhan lainnya se-Surabaya.
”Kegiatan ini adalah upaya MPS PDM Surabaya untuk menghidupkan 10 malam terakhir bulan Ramadhan bagi para santri di panti-panti asuhan Muhammadiyah,” terang Amang Muazam.
(Baca: Kehidupan semakin Keras, Remaja Muhammadiyah Dituntut Punya Ketrampilan Hidup)
Amang menambahkan iktikaf keliling dari panti ke panti ini dibagi menjadi 5 zona. Yakni zona pusat, timur, selatan, barat, dan utara. ”Dengan ini diharapkan bisa membentuk generasi yang terbiasa atau cinta bangun malam,” ujarnya.
Iktikaf keliling edisi perdana menghadirkan Sekretaris PDM Surabaya M. Arif An SH sebagai narasumbernya. Arif An dalam tausiyah memberikan motivasi agar jangan minder menjadi anak panti asuhan Muhammadiyah. Sehingga tidak menjadi bahan pembicaraan negatif orang lain, apalagi menjadi korban ejekan, bullying atau lainnya.
Untuk itu, lanjut Arif An penampilan anak panti Muhammadiyah haruslah dirubah.”Jangan mentang-mentang anak panti lalu bajunya itu lungset dan kotor, bahkan kopyah yang dipakainya sampai mbulak,” Arif An mengingatkan pengurus panti.
(Baca juga: Membina Anak Jalanan dan Mantan PSK, Sisi Lain Dakwah Muhammadiyah Krembangan)
Anak panti, kata Arif An harus bisa mengikuti perkembangan zaman dan pandai bergaul. Termasuk bergaul dengan para pimpinan Persyarikatan. ”Ketika diundang pimpinan harus di manfaatkan sebaik mungkin untuk merubah penampilan, cara bergaul, cara berfikir dan lainnya,” paparnya.
Arif An menegaskan kembali bahwa anak panti asuhan Muhammadiyah harus memiliki karekter percaya diri. ”Jika di sekolah ada pemilihan ketua IPM atau OSIS, maka anak panti asuhan Muhammadiyah harus berani mencalonkan diri. Jangan takut kalah, harus berani,meskipun kalah tidak masalah,” ajaknya.
Selain itu, lanjut Arif An ketika ada lomba anak panti asuhan Muhammadiyah harus berani tampil, baik itu lomba pidato, qiro’ah, bahasa Inggris matematika ataupun lainnya. ”Pokoknya kita harus ikut karena kita semua adalah pemenang,” tegasnya.
(Baca juga: Di Rumah Pintar Matahari, Muhammadiyah Krembangan Didik Anak-Anak yang Bermasalah dengan Hukum)
Arif An berpesan 4 hal kepada anak-anak panti asuhan Muhammadiyah se-Surabaya. Pertama adalah kober. Anak panti harus rajin mengerjakan pekerjaan ringan seperti cuci piring, cuci baju, dan lainnya. ”Kalau bisa jangan sampai nunggu di suruh, tapi langsung kita kerjakan. Jangan sampai menjadi penonton. Sehingga ada barang tidak benar cuma di tonton saja,” ungkapnya.
Kedua anak panti asuhan Muhammadiyah harus pinter-pinter. ”Jika anak panti tidak pinter atau merasa ilmunya masih rendah, jangan takut minta pengurus untuk les privat. Buatlah anak panti menjadi yang menonjol,” paparnya.
Ketiga adalah Banter. Arif An mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang menyebut bahwa sekarang ini nggak ada negara maju apa tidak maju. Tapi negara yang banter atau pelan.
(Baca juga: Baksos Aisyiyah Krembangan untuk Para Mantan dan Kaum Dhuafa)
”Kita harus cepet. Cepet ambil keputusan, cepet untuk bertindak dan cepet jika pengurus menyuruh. Jangan males atau klewas-klewes,” tuturnya. lanjut Arif An, Terakhir anak panti asuhan Muhammadiyah harus memiliki penampilan yang seger.
Setelah tausiyah kehidupan, acara Iktikaf keliling dilanjutkan dengan sahur bersama yang mendatangkan penjual nasi goreng keliling langganan panti.(fery/aan)