Alasan Cium Tangan Istri
Sulthon mengemukakan alasannya, mengapa dia mencium tangan sang istri. “Kemarin nyonya meraih tangan saya dan saya tidak menyodorkan. Spontan sebagai balasan atas kebaikannya, saya ganti menciumnya,” kenang Sulthon, saat dihubungi PWMU.CO, Selasa (18/9/2023).
Sulthon kembali mencium tangan Elly setelah selesai memasangkan cincin di jari manis ilmuwan kelahiran Jombang 5 Oktober 1981 tersebut. Para tamu undangan kembali tersenyum bahagia menyaksikan kedua mempelai.
Pada umumnya, istri yang mencium tangan suami. Tapi Komisaris Utama PT Daya Matahari Utama kelahiran Sidoarjo, 10 Maret 1957 itu memahami, “Saya cuma ingin itibak nabi. Islam telah merevisi ajaran sebelumnya di mana wanita direndahkan derajatnya.”
“Laki-laki sebagai qawamuna ala an-nisa tidak lantas merasa punya kedudukan lebih tinggi dan istri sebagai bawahan. Nabi tidak mendudukkan istrinya sperti itu,” terang Direktur Utama Pusat Pemberdayaan Masyarakat PT Agro Mulia ini.
Dia mencontohkan, Nabi Muhammad SAW ikut mencuci pakaian, membersihkan rumah, dan mengasuh anak. “Fatimah digendong ke mana-mana. Qawamuna sementara diartikan pemimpin. Bisa penyupport, pemberdaya, pelindung, dan lain-lain.” Imbuhnya.
Terkait hadits mencium tangan atau kening istri, Sulthon mengungkap ada hadistnya. “Syekh Albani menyebut sahih,” ujarnya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni