Dakwah sebagai Wujud Syukur
Arifin mengawali kajiannya dengan menjelaskan dakwah merupakan bagian dari wujud syukur kepada Allah, yaitu dengan meluangkan waktu untuk beramal makruf nahi mungkar. Ia lantas menukil al-‘Ashr: 1-3
‘Demi masa. Sesungguhnya, manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan saling menasehati untuk kebenaran, dan saling menasihati untuk kesabaran.’
Ia menegaskan Muhammadiyah merupakan gerakan Islam dakwah amar makruf nahi mungkar dan tajdid (pembaruan tentang pokok ajaran Islam) yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah as-sahihah.
“Sasaran utama ialah Warga Muhammadiyah. Sasaran umum yaitu masyarakat umum. Sasaran khusus yaitu komunitas,” jelasnya.
Oleh karena itu ia menekankan pentingnya dakwah komunitas. Hal ini karena Indonesia sebagai negara kepulauan yang kaya dengan keanekaragaman suku, ras, dan budaya.
“Sehingga sangat dibutuhkan model dakwah komunitas yang dapat menyesuaikan sesuai karakter masing-masing,” ungkapnya.
Ia lantas menukil al-Hujurat ayat 13.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.
Arifin menyatakan bahwa KH Ahmad Dahlan sebagai pendiri organisasi Muhammadiyahlah yang telah memelopori usaha-usaha pembinaan.
“Di antaranya membentuk dan membina kelompok pengajian seperti: Wal ‘ashri, Fathul Asrar, Miftahu Sa’adah, dan Nurul Iman. Hal tersebut menunjukkan, bahwa dakwah komunitas merupakan metode efektif yang sudah dilakukan sejak awal berdirinya Muhammadiyah,” tuturnya.
Baca sambungan di halaman 2: Kekurangan Dai di Daerah 3T