PWMU.CO – Puisi mahasiswa UMSU untuk buruh migran Muhammadiyah dibacakan saat Tabligh Akbar dan Pengukuhan Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) Klang Lama Ahad (24/9/2023) pagi.
PCIM Malaysia kerap menjadi destinasi program KKN dari sejumlah perguruan tinggi Muhammadiyah Indonesia. Di antaranya Universitas Muhammadiyah Malang (UMM),Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Universitas Muhammadiyah Purwokerto, UMSU, dan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Mahasiswa KKN biasanya disebar di sepuluh Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) yang ada di Pimpinan Cabang Istimewa (PCIM) Malaysia.
Pada bulan September ini ada 25 mahasiswa KKN dari Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Mereka berada di Malaysia selama satu bulan.
Tiga mahasiswa KKN Ilmu Hukum UMSU: Liza Emilia, Amelia Wulandari, dan Aulia Alya menjelaskan KKN di PCIM Malaysia difokuskan pada dua bidang: bimbingan belajar dan bimbingan baca tulis al-Qur’an pada lembaga Sanggar Belajar. Ada juga penyuluhan hukum. Keterangan mereka dibenarkan oleh Muhajir, kader Muhammadiyah asal Sidoarjo yang sekarang mengajar pada Sekolah Indonesia di Malaysia.
Saat acara Tabligh Akbar ada seorang mahasiswa UMSU peserta KKN yang bernama Tommy Effendi mendeklamasikan dua buah puisi karangannya yang bertema pembelaan dan empati pada buruh migran Indonesia di Malaysia.
Perjuangan Para Perantau
Jika setiap orang bisa memilih dengan leluasa
tak ada yang mau hidup terpisah dengan keluarga
merantau ke negeri-negeri yang begitu jauh
mengadu nasib dan masa depan yang mungkin saja keruh
hidup memang kerap tak memberi banyak pilihan demi keluarga
jika perlu menyeberangi lautan
memeras peluh merintis usaha selagi bisa
merajut karya hingga mengelucak ini tenaga
toh tanah air tak pernah pudar dari ingatan
tumpah darah tak pernah sekedar jadi kenangan
siapa tahu bisa memberi sesuatu bagi bangsa
walau hanya devisa yang mungkin saja tak seberapa
bapak dan ibulah pejuang tangguh yang sebenarnya
yang enggan meminta-minta apalagi merampok kas negara
kepada para pekerja Indonesia di luar negeri
kita bisa belajar makna dedikasi yang asli
hiduplah para perantau yang tak berhenti berkarya
Indonesia hanya bisa berkibar
karena kerja bapak dan ibu semua
Meraih Mimpi
Kilau mentari di pagi hari
membuat diri penuh ambisi
menjadi bangkit penuh birahi
melangkah, seakan pergi menjauhi
menjauhi masa lalu kelam,
menuju masa depan yang telah dinanti
dengan langkah pelan, namun pasti
teguhkan diri dan hati
aku siap untuk berlari
menuju masa depan yang telah ditata rapi
menuju cita melalui asa
tak peduli, lelah kulanjut akan tetap kutempuh jua
tak kenal menyerah, aku harus bangkit dan berusaha
demi meraih impian dan cita-cita
tak peduli lelah yang menerpa
tak peduli saat sakit yang tak terkira
tak peduli dengan bisikan-bisikan yang menyakiti hati
dengan luar biasa
tujuanku hanya satu, meraih cita
sejauh bintang yang ada di angkasa
aku akan tetap berusaha meraihnya
walau peluh, hingga seluas lautan
tak kan aku pedulikan
aku akan tetap meraih semua impian. (*)
Penulis Syamsudin Editor Mohammad Nurfatoni