Menyikapi Hasil Survei LSI tentang Muhammadiyah; oleh Prima Mari Kristanto, Akuntan Publik
PWMU.CO – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dibesut Denny JA baru-baru ini merilis hasil survei terhadap warga Muhammadiyah. Sebagai lembaga survei yang identik dengan survei-survei politik, LSI melakukan survei terhadap partisipasi politik warga Muhammadiyah.
Hasil survei yang membuat sebagian warga Muhammadiyah “sewot” adalah penurunan jumlah orang yang mengaku sebagai orang Muhammadiyah.
Menurut Denny hasil survei tahun 2005, sebanyak 9,4 persen responden menjawab merasa bagian dari keluarga besar Muhammadiyah. Namun, angka ini menurun pada tahun 2014 di mana dengan pertanyaan yang sama, hanya 7,8 persen responden yang menjawab bagian dari keluarga besar Muhammadiyah. Survei di bulan Agustus 2023, persentasenya semakin menurun di angka 5,7 persen.
Tidak dipungkiri hasil survei LSI membuat Muhammadiyah tidak menarik secara politik. Didukung sikap Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang sering dianggap “abu-abu”: tidak putih, tidak hitam, tidak merah, tidak biru, dan sebagainya membuat pelaku politik praktis berpikir ulang menarik gerbong Muhammadiyah.
“Hasil survei dari LSI beberapa menunjukkan trend positif tentang warga Persyarikatan, tetapi seperti diabaikan.”
Dalam keseharian di Muhammadiyah telah dibiasakan warna-warni tanpa fanatik dengan satu atau dua warna saja. Panji Muhammadiyah yang berwarna hijau bersanding dengan bendera-bendera ortom yang berwarna merah milik Tapak Suci, kuning milik IPM, orange milik Lazismu, dan lain-lain.
Dalam partisipasi politik, warga Muhammadiyah tidak fanatik dengan partai tertentu sehingga tidak ada partai yang berhak mengklaim sebagai partainya warga Muhammadiyah. Kondisi demikian selaras dengan kebijakan PP Muhammadiyah yang menjaga jarak dengan politik praktis ekonomis. Kebijakan yang sering disalahartikan tidak tegas, tidak jelas dalam jagatpolitik praktis.
Survei LSI tentang Muhammadiyah bukan hanya tentang penurunan masyarakat yang mengaku bagian dari Muhammadiyah. Hasil survei dari LSI beberapa menunjukkan trend positif tentang warga Persyarikatan, tetapi seperti diabaikan. Sebagian warga Muhammadiyah sibuk meng-counter hasil survei LSI dengan narasi dan kata-kata, bukan dengan data-data pembanding.
Baca sambungan di halaman 2: Hasil Positif