Mendadak Hadir di Pengukuhan PRIM Klang Lama dengan Baju Bekas; Oleh Dr Saidul Amin, Ketua PWM Riau 2015-2020
PWMU.CO – Pagi tadi kami serapan di Pantai Dalam, Kuala Lumpur sambil menapaktilasi jejak masa lalu.
Kami pernah tinggal empat tahun di sini. Masih seperti dulu, banyak sekali jenis makanan khas Malaysia tersedia di kedai-kedai yang ada. Harganya juga masih berpatutan.
Tiba-tiba handphone saya berbunyi. Ada pesan WhatsApp masuk. Isinya, “Pak mohon menghadiri acara Pengukuhan Pimpinan Ranting Istimewa (PRIM) dan Pimpinan Ranting Istimewa Aisyiah (PRIA), Klang Lama, Kuala Lumpur.”
Lalu dikirimnya gambar rombongan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur yang sudah hadir. Ada Ketua PWM Jatim sekaligus Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya Dr dr Sukadiono dan Wakil Ketua PWM Jatim: Dr Syamsudin dan Mas Tamhid Masyhudi.
Waduh, saya memang ada kedekatan emosional dengan Jawa Timur. Apalagi Mas Tamhid yang sudah seperti abang. Saya harus datang, sebab Ketua PCIM Malaysia juga junior saya, Adinda Ali Imran Lc MA.
Cerita Baju Bekas
Pendirian PCIM Malaysia penuh liku-liku. Di tahun 1998 rasanya Mas Zulfan Haidar dan kita semua sudah berusaha untuk itu. Melihat perkembangan pesat hari ini memang sangat luar biasa. Wajar kalau PCIM Malaysia yang terbaik sedunia.
Kembali ke acara pengukuhan, kami datang agak terlambat tapi masih sempat ikut menyanyi lagu Indonesia Raya, Sang Surya, dan Mars Aisyiah. Lalu kemeriahan acara begitu nyata. Gembira dan haru saat lagu-lagu itu menggema di luar negara. Berbeda saat di Tanah Air sendiri.
Saat acara silaturahmi keakraban begitu terasa dengan semua warga Muhammadiyah di sini. Apalagi dengan PWM Jatim, khususnya Mas Tamhid yang banyak bercanda. Toke tambak udang satu ini memang selalu ceria. Tapi ada peristiwa behind the scenes yang hampir terlupakan.
Saat handphone berdering mengundang datang, kami berada di warung makan dan dalam keadaan yang tidak siap. Sebab dari hotel hanya pakai baju kaos seadanya. Kalau pulang ke hotel, tentu memakan waktu yang lama.
Alhamdulillah, ternyata tak jauh dari warung makan ada tempat penjual baju second (bekas). Saya lihat ada yang masih baru, mungkin reject pabrikan luar negeri. Ukuran sesuai dengan badan. Harga RM 5 atau sekitar Rp 20 ribu. Apalagi, saya beli. Baju itulah yang dipakai acara pagi tadi. Mungkin betul kata orang, baju tergantung siapa yang memakainya, he-he-he. Wallu a’lam. (*)
Dikutip dari Facebook Saidul Amin. Editor Mohammad Nurfatoni