PWMU.CO – Jika ada istilah Islam berkemajuan, pasti lawannya adalah Islam yang tidak berkemajuan. Lalu apakah yang tidak berkemajuan itu Islam yang jaman dahulu? Belum tentu. Dr Syamsudin menyampaikan bahwa sebenarnya kalau kita runut ke belakang, secara prinsip, agama Islam itu sudah berkemajuan.
”Dan Majunya Islam justru berasal dari pikiran orang-orang di luar jazirah Arab,” tutur Syamsudin saat memberikan materi Baitul Arqam Pimpinan Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur, Ahad (18/6) kemarin.
(Baca: Nasyi’ah Butuh Konflik, Benarkah? dan Peran Ganda Nasyiah: Gerakkan Organisasi, juga Dampingi Suami)
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur ini menegaskan bahwa Islam berkemajuan bisa dilihat dari 2 aspek, yaitu aqidah ibadah dan muamalah duniawi. ”Muhammadiyah telah melakukan purifikasi atau pemurnian dalam aqidah ibadah. Sedangkan untuk muamalah duniawi dilakukan tajdied atau pembaharuan,” jelasnya.
Pria yang pernah menjadi Ketua Majelis Tarjih PWM Jatim ini juga mencontohkan bedanya shalat dan masjid. ”Sholat adalah ibadah. Sedangkan masjid adalah sarana ibadah. Jadi, shalat harus dipertahankan keasliannya. Sedangkan masjid dapat disesuaikan dengan tuntutan kemaslahatan ruang dan waktu,” jelasnya saat ditanya tentang batasan berkemajuan.
(Baca:Prioritaskan 4 Garapan, Inilah Susunan Lengkap PW Nasyiatul Aisyiyah Jatim 2016-2020)
Islam Berkemajuan menjadi materi ke-2 dalam Darul Arqam Pimpinan Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya. Kegiatan tersebut diadakan selama dua hari, mulai dari Ahad (18/6) dan berakhir, Senin siang (19/6).
Ketua PWNA Jatim Aini Sukriah MPdI menyampaikan bahwa sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, Nasyi’ah harus paham konsep Islam berkemajuan. ”Nasyiah harus dapat menjalankan kegiatan dakwahnya sejalan dengan arah gerak Muhammadiyah yang periode ini membawa amanah Islam berkemajuan,” jelasnya.(tari/aan)