PWMU.CO – UMM Potato Seeds melatih para petani milenial yang tergabung dalam Gapoktan dari empat kecamatan di Kabupaten Probolinggo, yakni Kecamatan Sumber, Kecamatan Krucil, Kecamatan Sukapura, dan Kecamatan Lumbang.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemprov Jatim Ir Didyk Rudi Prasetya MMA mengatakan saat ini kebutuhan akan benih kentang berkualitas hanya dapat terpenuhi sebesar 15 persen.
“Maka dari itu, kehadiran tim UMM tentu akan memberikan manfaat dan juga meningkatkan produksi benih yang baik,” ungkapnya saat membuka pelatihan, Kamis (21/9/2023) lalu.
Ada beberapa materi yang diajarkan kepada para petani. Mulai dari produksi benih penjenis melalui kultur in vitro, aklimatisasi plantlet kentang, produksi benih kentang dalam bentuk stek tanaman hingga produksi benih kentang G0 d irumah kasa.
Adalah dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Ir Syarif Husen MP yang memberikan materi dan berbagi pengalaman. Ia merupakan Manajer UMM Potato Seeds sakligus peneliti.
Tingkatkan Produksi Benih
Pelatihan tersebut dilaksanakan selama dua hari. Ada demo yang dilakukan langsung oleh tenaga ahli sehingga para petani bisa langsung praktik. Mereka juga diajak untuk melihat laboratorium UMM Potato Seeds untuk melihat peralatan dan produk yang telah dihasilkan.
“Adanya pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pengatahuan akan produksi benih kentang oleh petani milenial. Sehingga ke depan, akan terciptanya kemandirian benih kentang di daerah-daerah Kabupaten Probolinggo,” harap Syarif.
Para peserta mengapresiasi pelatihan ini seperti diungkapkan Bima. Ia senang karena bisa diajak melihat dan mengikuti proses pengembangan benih, bahkan sampai ke Pujon Kidul untuk mengamati rumah kasa. “Kami sangat antusias pada hari kedua ini, karena dapat langsung merasakan bagaimana tahapan dalam menghasilkan benih kentang berkualitas. Kami juga bisa langsung praktik dengan bantuan tenaga ahli,” katanya.
Para peserta juga dilatih melakukan aklimatisasi plantlet kentang dari botol kultur ke rumah kasa, kemudian bagaimana cara memproduksi benih kentang dalam bentuk stek tanaman yang diambil dari tanaman induk. Terakhir, yakni penanaman benih stek sehingga mampu menghasilkan benih kentang G0.
“Pada akhir kegiatan kami diajak panen benih G0, dan perlakuan benih sebelum disimpan digudang sehingga selama masa penyimpanan benih tidak mengalami kerusakan. Semoga ilmu yang kami dapat bisa bermanfaat,” tegasnya Bima mengakhiri. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni