PWMU.CO – Guna menggerakkan aktivitas dakwah dan pembinaan Remaja Masjid se-Kabupaten Sidoarjo, Forum Komunikasi Masjid Muhammadiyah Sidoarjo (FKMMS) mengadakan Tour de Masjid selama bulan suci Ramadhan 1438 Hijriyah. Kegiatan hasil kerjasama Majelis Tabligh PDM Sidoarjo, Majelis Pendidikan Kader PDM Sidoarjo dan MPK PCM Krian dikemas dalam bentuk Kajian Remaja Masjid.
”Ini merupakan pioner dari pusat dakwah pembinaan remaja yang terbaik. Allah akan membukakan kebaikan bagi orang-orang yang meramaikan masjid,” ujar Burhanudin SThI, Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) PDM Sidoarjo.
(Baca: Dirobohkannya Masjid Kami, Sebuah Kisah Nyata Intoleransi Mayoritas pada Minoritas)
Burhanudin menambahkan, Remaja Masjid adalah bagian dari Takmir Masjid. Karena itu Remaja Masjid harus bisa selaras bersama dengan Takmir Masjid. Segala aktivitasnya juga turunan dari kepengurusan Takmir Masjid.
Lebih lanjut Burhanudin mengungkapkan ada delapan sikap dan perilaku praktis dari Remaja Masjid. Di antaranya menyadari dirinya sebagai pemakmur masjid, kemudian mengamalkan adab sopan santun di masjid dan rajin melaksanakan shalat di masjid secara berjama’ah.
Selanjutnya, berpakaian yang Islami, menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan, mengembangkan kepribadian yang menarik dan rajin menuntut ilmu, serta berusaha terlibat dalam kepengurusan Remaja Masjid.
(Baca juga:Dirikan Masjid, 1 dari 3 Strategi Nabi Muhammad Membangun Negara Madinah)
”Anak muda yang mau meramaikan masjid, itulah yang di tunggu oleh surga Allah. Perlu diketahui, tak ada orang bertutur kata tidak sopan di masjid. Maka, dari itulah masjid tempat belajar adab sopan santun,” tuturnya.
Adapun beberapa program kerja dalam kepengurusan Remaja Masjid adalah ceramah umum (topik terputus), kajian (topik bersambung dan rutin), training seperti jurnalis, perawatan jenazah, kepemimpinan dan public speaking, serta outbond.
Asnan Bin Muchtar, sebagai keynote speaker kedua menyampaikan topik tentang siapa KH Ahmad Dahlan dan apa itu Muhammadiyah? Kyai Dahlan, kata Asnan telah melaksanakan ibadah haji pada usia 22 tahun bersama adiknya. Tak tanggung-tanggung, sembari ibadah beliau menuntut ilmu di Makkah selama dua tahun.
(Baca juga: Di Masjid yang Terancam Tergusur Itu, Para Pelajar Tiba untuk Berjamaah sebelum Adzan Shubuh, Takmir pun Terharu)
”Berbuat dan bekerja itu lebih penting daripada berbicara,” pesan Kyai Dahlan untuk kita semuanya. Mungkin ini cikal bakal bahwa Muhammadiyah itu adalah sebuah gerakan.
Tour de Masjid dibagi menjadi empat zona. Di antaranya zona 1: Sidoarjo, Masjid An Nur Sidoarjo dan Buduran Candi. Kemudian Zona 2: Waru, Taman, Sedati dan Sukodono di Masjid Ikrom Wage Taman. Selanjutnya Zona 3: Tanggulangin, Tulangan, Krembung Porong Jabon. Dan Zona 4 Krian Balongbendo Tarik Wonoayu dan Prambon yang diselenggarakan di Masjid Baiturrahman Krian. (Emil Mukhtar Efendi/aan)