PWMU.CO – Merespon berbagai isu mutakhir seputar sekolah 5 hari, Full Day School (FDS), dan isu pembubaran pendidikan agama di sekolah, Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur menyelenggarakan rapat koordinasi dan konsolidasi kepala sekolah Muhammadiyah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK se-Jawa Timur.
Pertemuan ini bertempat di SMAMDA Sidoarjo (20/6/2017), diikuti 1.000-an kepala sekolah Muhammadiyah, mulai dari ujung Barat Jatim Ngawi dan paling Timur Banyuwangi. Pertemuan berlangsung menarik, mencerahkan dan berkemajuan.
(Baca: Sikap Resmi PP Muhammadiyah soal Sekolah 5 Hari)
Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur Dra Hj Arbaiyyah Yusuf MA, dalam sambutannya menegaskan bahwa istilah Full Day Scholl dalam Permen No 23 Tahun 2017 sesungguhnya tidak ada. Menurutnya, yang ada itu Program Penguatan Karakter (P2K). Demikian pula tidak benar adanya isu yang berkembang di medsos bahwa pendidikan agama akan dihapus.
“Saya yakin kepala sekolah Muhammadiyah itu cerdas dan rasional. Bisa memfilter setiap berita yang ada. Maka para kepala sekolah tidak akan mudah percaya begitu saja terhadap isu-isu miring yang tak bertanggung jawab,” kata Arbaiyyah yang juga dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
(Baca juga: Peraturan Sekolah Lima Hari akan Diperkuat Peraturan Presiden)
Dia berharap, sekolah Muhammadiyah tidak boleh gamang dan tidak boleh ragu. Sejak dulu sekolah Muhammadiyah itu pelopor, inovatif, kreatif dan berkarakter. “Sebab itu jangan berhenti untuk bekerja dan berkarya,” katanya mengingatkan.
Selain itu, dalam rapat koordinasi dan konsolidasi yang berlangsung satu hari ini, juga dibahas tentang kesiapan sekolah Muhammadiyah Jawa Timur menerapkan 12 jam Mapel Ismuba dalam satu minggu. Tambahan 12 jam Ismuba tersebut (awalnya 6 jam) dalam rangka penguatan program pendidikan karakter yang menjadi ciri khas dan keunggulan sekolah Muhammadiyah.
Selamat. Salam dan tetap semangat. Mencerahkan dan berkemajuan. (Pahri)