PWMU.CO – Palu sidang Musyran (Musyawarah Ranting) VII Aisyiyah Perumahan Pongangan Indah (PPI) Gresik, Jawa Timur, ternyata punya cerita.
Kisahnya, Sabtu, 25 September 2023 menjadi hari yang tak biasa bagi Ainur Rovi’. Koordinator Keamanan SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) yang biasa disapa Pak Nur itu mendapatkan tugas dari Kepala SDMM Ria Pusvita Sari MPd—yang sekaligus Ketua Panitia Musyran VIII Aisyiyah PPI—untuk menyiapkan dua palu dan dua tatakan kayu yang akan digunakan dalam sidang-sidang Musyran.
Dua palu itu akan digunakan oleh pimpinan sidang rapat-rapat yang dilakukan di Musyran. Apakah membuka dan menutup sidang atau mengetok keputusan. Masalahnya palu dan tatakan kayu yang dimiliki oleh SD Muhammadiyah Manyar selaku tuan rumah hanya ada satu set. Padahal saat bersamaan akan berlangsung dua Musyran. Satu untuk Musyran Aisyiyah dan satu Musyran Muhammadiyah.
Tak kehabisan akal, Pak Nur bergerak cepat mencari ide dari tantangan yang diberikan oleh sang kepala sekolah. Berbekal skill pertukangan dia mencari ide untuk bisa menghadirkan palu dan tatakan palu yang dapat digunakan untuk kegiatan Musyran.
Ternyata dia menekukan ide. Dia bergegas menuju ke kitchen mart dan mencari perkakas apa saja yang ada di sana yang dapat digunakan untuk membuat palu dan tatakan kayu. Awalnya dia berpikir bagaimana jika menggunakan ulekan yang dimodifikasi mejadi palu. “Ternyata susah menggunakan ulekan karena bentuknya bulat,” jelasnya.
Anggota Takmir Masjid At Taqwa PPI ini tak menyerah sampai di situ. Dilihatnya gelas kayu yang berada di rak kitchen mart membuat ide tak biasanya muncul. “Nah, ini yang aku cari,” ungkapnya. Gagasannya muncul saat melihat bentuk gelas kayu tersebut. Menurutnya gelas kayu ini sangat cocok untuk dimodifikasi menjadi palu.
Baca sambungan di halaman 2: Puas Tantangan Berhasil