PWMU.CO – Ikut Rakerpimwil kali ini berasa piknik. Begitu komentar Sekretaris Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Batu Anna Astuti.
Dia mengikuti Rakerpimwil tahap I di Aisyiyah Training Center (ATC) Walida Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur bersama dua rekannya dari PDA Kota Batu. Yakni Nurul Wahidah Himarawati (Ketua) dan Isroini (Bendahara).
Anna Astuti merasa nyaman mengikuti serangkaian agenda Rakerpimwil selama dua hari di sana, Sabtu-Ahad (23-24/9/2023). “Padahal kita harus berjalan menyisir dari ruang ke ruang melintas tanpa atap untuk menuju mushala yang selama kegiatan berlangsung menjadi aula pusat kegiatan,” terangnya.
Area persawahan dan setengah hutan tak menjadikannya takut saat berrakerpimwil. Dengan nuansa tempat yang baru namun rasanya seperti rumah sendiri, tiga kader PDA Kota Batu tuntas menjalaninya. Mereka tak merasa lelah maupun ingat rumah.
Kata Ketua PDA Batu Nurul Wahidah Himarawati yang saat itu ikut launching Aisyiyah Training Center (ATC) Walida PWA Jawa Timur, ATC memang didesain sebagai balai diklat. Fasilitas yang sudah ada yaitu kantor, mushala, guest house, asrama, serta ruang pelatihan.
“Di tanah seluas 6000 m2 itu, tersisa 4000 m2. Informasinya akan dibangun tambahan gedung pertemuan dan kolam renang,” imbuh Nurul.
Dalam Rakerpimwil kali ini, PDA Kota Batu bersama peserta lainnya dari Pimpinan Harian Malang Raya, Kediri Raya, Madiun, dan Bojonegoro ikut menyimak materi yang variatif penyajiannya. “Jelas dan mudah dipahami hingga memotivasi PDA Kota Batu untuk tertantang lebih kreatif saat berrakerpimda nantinya,” ujar Nurul.
Isroini juga sepakat, penyajian materi PWA menarik diikuti sesi demi sesi. Beragam metode penyajian dan penggalian potensi dari narasumber menggiring peserta memahami materi yang bermakna bagi keberlangsungan organisasi. Dari banyaknya asupan materi, nantinya peserta harus membagikan ke daerah masing-masing.
Materi tersampaikan ke peserta meski menjelang sore hingga malam listrik padam. Beruntung genset kemudian dikirim. Sambil menunggu genset, sejalan dengan komitmen Aisyiyah ‘Perempuan Berkemajuan’, tiada rotan akar pun jadi. Maka ketika mikrofon mati, megaphone siap digunakan layaknya orator yang sedang berorasi. Materi tetap bisa tersampaikan dengan baik.
Baca sambungan di halaman 2: Prinsip Tata Kelola Organisasi