Prinsip Tata Kelola Organisasi
Mengawali hari pertama, Dr Akhtim Wahyuni memandu dinamika kelompok. Mereka praktik langsung untuk memahami kepemimpinan transformatif bermoda literasi.
Dalam Rakerpimwil itu, Ketua PWA Hj Rukmini Amar MAP memaparkan materi kedua, prinsip tata kelola organisasi. Ini sejalan dengan surat Hud ayat 6, misi manusia membangun untuk tujuan memakmurkan bumi Allah.
Rukmini mengungkap dua prinsip yang harus dipegang pimpinan. Pertama, prinsip umum terkait amanah, tanggung jawab, uswatun hasanah, dan visioner. Kedua, prinsip sistem yakni akuntabilitas, transparan, pengawasan, syura, menghindari hal-hal yang tidak perlu, keadilan persamaan, dan rekruitmen menjadi pegangan pimpinan.
“Sebagai pimpinan juga diharapkan mampu mengelola rumah tangga dengan mengedepankan peran, memperhatikan indikator keluarga sakinah, dan membangun sinergisitas,” ujar Rukmini.
Rukmini juga mengungkap empat pilar Islam berkemajuan. Yaitu ketakwaan, keilmuan, kebersaman, dan keunggulan. Menurutnya, ini benar-benar dapat menjadi pondasi kuat berAisyiyah.
Kemudian, Sekretaris PWA Jatim Dr Nur Mukarromah menyampaikan tujuh karakter Aisyiyah. Ini meliputi imtak, taat beribadah, akhlakul kharimah, berpikir tajdid, peningkatan, bersikap wasaathiyah, amaliah shalihah, dan bersikap inklusif.
Sesi ini menuntut PDA yang hadir berpikir cemerlang bagaimana implementasinya.
Selanjutnya, giliran Dr Sugiarti MSi, Wakil Ketua PWA menyampaikan materi. “PDA seyogyanya segera berpikir dan bergerak untuk membuat program prioritas, menjadi inspirator, membuat brand personal bahwa makin intens berAisyiyah semakin mudah menggerakkan,” tuturnya.
Selain itu, Sugiarti juga mengajak peserta menancapkan pemahaman bahwa jumlah sedikit tidak masalah tetapi kualitas tetap terjaga.
Sajian materi yang menarik ternyata juga tidak kalah dengan suguhan menu yang disajikan. Nurul, Ketua PDA Batu, mengatakan, “Begitu nikmatnya sajian menu yang kita santap di sela-sela ishama. Tumbler yang dibawa untuk selalu diisi ketika habis identik dengan peserta yang memang harus selalu zero waste.”
Di hari kedua, sarapan pecel dengan tempat yang unik dan rasa maknyus mampu memberikan kenikmatan dan kesan bagi Nurul. “Begitu juga dengan varian jajanan yang dibagikan, nikmat dan lezat, berasa suasana rekreasi atau berwisata,” imbuhnya. (*)
Penulis Khoen Eka Anthy Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni