Zakat yang Menumbuhkan
Satu lagi prinsip pengusaha yang ingin dibagikan Hidayatur Rahman kepada para pimpinan Lazismu Jatim, yakni prinsip menumbuhkan, bukan menghabiskan.
“Zakat harus tumbuh bukan dihabiskan. Jadi yang dimanfaatkan itu hasilnya. Untuk itu kita harus (bisa) bikin sumber keuangan yang lain, bukan melulu muzaki. Misal mengolah wakaf tunai atau dana abadi dengan pembelian saham usaha minyak yang dikelolah PWM Jatim,” urainya.
Sumber keuangan lain yang bisa dimanfaatkan Lazismu Jatim, lanjut Dayat, yakni dengan menjadi dirigen atau pengatur ritme bisnis yang dikuasai, misal terkait even kurban.
“Lazismu Jatim harus punya data kambing dan sapi yang disembelih (tiap kurban), siapa 10 persen orang Muhammadiyah yang melayani? Kita butuh dirigennya. Misal di Kediri ada Gus Wit, di Wuluhan ada Mas Hamri, di Malang ada Mas Ali, dan lain-lain. Harusnya Lazismu menjadi dirigen dengan mengadakan Rakorsus untuk penyembelihan kurban,” kata Dayat.
Dia menegaskan, satu lagi bidang garapan yang bisa dimanfaatkan Lazismu Jatim, yakni terkait zakat perusahaan. Bisa diawali dengan menurunkan hak amil, jangan menuntut 12-20 persen, harus diturukan.
“Terkait zakat perusahaan, saya dengar Pak Zainul sedang mendekati PLN. Jangan 12,5 persen, tapi cukup 3-5 persen dengan pendayagunaan dan pendistribusian yang baik, mungkin mereka (perusahaan) melirik dan beralih mempercayai kita,” usulnya. Yang dimaksud Zainul Muslimin adalah Bendahara PWM Jatim.
Baca sambungan di halaman 2: Harus Jadi Lembaga Besar dan Terpercaya