Mengaplikasikan Hasil Studi Tiru
Hasil studi tiru tersebut coba saya aplikasikan di kelas VIII dengan beberapa siswa disabilitas, Rabu (27/9/23). Kebetulan saya mengampu mata pelajaran Bahasa Arab. Saat itu siswa berjumlah 13 orang.
Tidak bisa dipungkiri mata pelajaran Bahasa Arab bagi anak-anak sering dianggap membosankan dan termasuk materi yang tidak gampang diserap.
Karena setiap siswa memiliki pemahaman yang berbeda, maka saya menggunakan sistem head to headuntuk siswa reguler, di mana saya memberi materi yang sama untuk semua siswa namun untuk penjelasan, penugasan, dan pemahaman secara mendalam hanya saya berikan kepada siswa reguler dengan sistem menghadap ke meja guru satu persatu.
Saya memberi tugas yang berbeda kepada siswa difabel sesuai dengan apa yang dia mampu. Hasilnya anak-anak lebih bisa memahami apa yang saya sampaikan daripada pembelajaran-pembelajaran sebelumnya.
Salah satu siswa, Alfin Fardian Saputra mengaku lebih senang dengan metode tersebut. Menurutnya ia lebih bisa leluasa bertanya dan tidak malu untuk mengatakan apa yang belum dikuasai.
“Susah baca tulis Arab itu. Kalau seperti ini kan tidak monoton dan enak belajar,” ucapnya.
Adilah Endah Putriyani, guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMPM 2 pun pernah menggunakan metode ini. Menurutnya anak-anak bisa sekaligus curhat ketika ke depan untuk pendalaman materi.
“Jadi tidak melulu belajar materi, tapi bisa sharing apa saja yang dialami siswa,” tandasnya.
Hak-hak materi untuk siswa disabilitas maupun reguler bisa tersampaikan semua sesuai kapasitas masing-masing. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/Ism