PWMU.CO – Andai Muhammadiyah absen satu bulan saja disampaikan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr H Busyro Muqoddas SH MHum pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah yang digelar di Gedung AR Fahruddin lantai 5 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jumat (29/9/2023).
Sebelumnya Busyro mengatakan, kehadiran anggota LHKP Muhammadiyah dalam Rakernas ini menjadi penting, karena kehidupan bermuhammadiyah ini tidak bisa lepas dari politik. Dan menurutnya, Muhammadiyah harus hadir sebagai relasi nilai-nilai akhlak, nilai-nilai etika dan nilai-nilai moral yang menghubungkan antara negara dengan rakyat.
“Ketika politik hanya dijadikan alat kekuasaan, jadinya ya seperti situasi yang sekarang ini. Ada (kasus) Rempang, Wadas, Pakel, Kendeng, Kalimantan, Morowali, Papua dan sebagainya, yang semua itu adalah sektor-sektor hilir tragedi kemanusiaan,” katanya.
Jika Muhammadiyah Absen 1 Bulan
Menurut Busyro, terjadinya hilirisasi ini karena ada sektor hulu yang membuat produk-produk politik, yang melibatkan Pemerintah serta Dewan Pimpinan Rakyat (DPR) di pusat sana. Sehingga advokasi di berbagai lintas baik majelis maupun lembaga harus terus dilakukan oleh sejumlah aktivis Muhammadiyah.
“Saya masih teringat bagaimana Mas Khafid Mantan LHKP Jawa Tengah dalam sebuah WA group mengatakan, andaikan Muhammadiyah itu absen dari aktivitas sosial keagamaan satu bulan saja seperti apa negara ini? Satu bulan saja rumah sakitnya absen, perguruan tingginya absen, dan sebagainya, apa yang kira-kira terjadi?” kata Busyro mengutip pernyataan Khafid Sirotuddin Mantan Ketua LHKP PWM Jawa Tengah.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun 2010-2011 ini mengatakan, hal tersebut menjadi sebuah refleksi walaupun disampaikan di Whatsapp grup tapi punya makna imajinasi yang kuat.
“Oleh karena itu, ketika Muhammadiyah berperan di dalam penguatan pilar-pilar yang memperkuat bangunan-bangunan masyarakat di lapis bawah, maknanya bahwa ketika negara sedang tidak hadir atau semakin tidak hadir suatu saat, maka Muhammadiyah tetap hadir. Karena orientasi Muhammadiyah bukan kekuasaan melulu,” tegasnya.
Baca sambungan di halaman 2: Muhammadiyah Harus Jalan Terus