PWMU.CO – Dua Pesan Bupati untuk Pemuda dan Nasyiah Gresik disampaikan Fandi Akhmad Yani SE kepada Pimpinan Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Gresik yang baru saja dikukuhkan di Hall Sang Pencerah Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Ahad (1/10/2023).
“Semuanya sudah bagus mulai dari Mas Syafiq, Mbak Fatma, Mbak Zahrotul Jannah, sudah membangun isu masing-masing. Isunya sudah banyak, mari kita kerjakan! Dimulai dari diri kita sendiri,” ucapnya mengawali sambutan.
Gus Yani, sapaan akrabnya, lantas menekankan dua hal yang perlu menjadi prinsip anak-anak muda, “Dua saja, cateten,” tuturnya.
Pertama, menurutnya pemuda itu biasanya sembunyi di balik alasan palsu. “Gak jelas. Dikongkon ngelakoni ngene, gak gelem, gak jelas. Sembunyi di balik alasan palsu. Maka saya doakan pemuda-pemudi punya keberanian yang kuat, keberanian melakukan sekecil apapun keputusan, walaupun satu persen,” katanya.
Keberanian kuat yang ia maksud ialah keberanian untuk mengubah dunia diawali dari mengubah umat yang ada di sekitar. “Isu Kabupaten Gresik dihajar pemberitaan yang begitu viral. Wonten lare SD, nopo niku, kulo moco berita, gak wani nutukno. Kulo nelpon ajudan. Karena otak kita itu sensitif kalau melihat yang semacam itu,” jelasnya mengungkap berita kekerasan pada bocah di salah satu SD.
Gus Yani menuturkan, terkait peristiwa yang menjadi berita viral tersebut, ia sudah berniat membesuk anak yang menjadi korban dari kasus tersebut. “Bayangan saya di rumah sakit, diinfus di tempat, terus matane ditutup. Kulo nelpon Pak camat, jangan dulu, nanti saja. Artinya sesuatu yang tergesa-gesa itu jangan dilakukan,” terangnya.
Ia lantas menjelaskan bahwa saat menanyakan di mana rumah sakit tempat anak tersebut dirawat, ternyata anak tersebut tidak sedang dirawat inap di rumah sakit, melainkan di rumah. “Mudah-mudahan persoalan ini cepat selesai. Kita doakan dan kita buktikan Gresik jadi kota ramah anak,” tuturnya.
Adapun pesan kedua yang ia tekankan untuk para pimpinan Pemuda dan NA Gresik ialah agar tidak punya keraguan dalam menjalankan sesuatu. “Ojok khawatir wae, wedi wae, pikirane elek wae, ojo-ojo gak iso, itu bukan jiwanya anak muda!” ungkapnya.
Dia menegaskan dua hal. “Anak muda itu yang pertama berani, kedua tidak punya keraguan. Jelas? Dua hal, keberanian dan tidak punya rasa takut dan ragu!” tandasnya. (*)
Penulis Ain Nurwindasari Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni