PWMU.CO – Kemah Syiar Pandu Hizbul Wathan (HW) yang diselenggarakan Kwartil Cabang Balongpanggang Gresik Jawa Timur digelar di Desa Woransari Balongpanggang Gresik, Jumat-Ahad (29/9-1/10/2023).
Ketua Pelaksana Arif Ainy SPd menjelaskan, agenda rutin tahunan ini akan berlangsung selama tiga hari, kegiatan diawali dengan pendirian tenda sebanyak 36 buah dan 1 tenda induk yang tersebar diatas bumi perkemahan.
“Acara ini diikuti sebanyak 600 peserta mulai dari Athfal, Pengenal sampai Penghela. Setelah tenda berdiri peserta diajak untuk melakukan shalat jJmat secara berjamaah,” ujarnya.
Dia menuturkan, acara kemudian dilanjutkan dengan agenda pawai taaruf dengan melibatkan seluruh peserta kemah syiar juga siswa dari PAUD dan TK Aisyiyah Bustanul Athfal se-Balongpanggang, Pimpinan Cabang Aisiyah (PCA), Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), Pimpinan Ranting setempat, Pimpinan Cabang IPM Balongpanggang dan santri TPA/TPQ.
Selain itu, lanjutnya, Pawai Taaruf juga dimeriahkan oleh Drumband dari TK serta SD Muhammadiyah 1 dan SD Muhammadiyah 2 Balongpanggang. Agenda pawai taaruf ini dijadikan sebagai ajang syiar kepanduan HW yang menjadi salah satu ortom kebanggan Muhammadiyah dan bangsa.
Dalam acara ini, sambungnya, ada pelepasan burung merpati oleh Pimpinan Cabang Aisiyah (PCA), Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), Kwarda serta Kepala Desa menjadi simbolisasi dibukanya Kemah Syiar Pandu HW tahun ini.
Tadabur Alam
Arif Ainy menyampaikan, dalam kegiatan ini juga ada tadabur alam (Lintas Medan). Kegiatan ini menantang dan seru di Kemah Syiar Pandu HW yang dilaksanakan, Sabtu (30/09/23).
“Sebanyak 600 peserta mulai dari Athfal sampai penghela diturunkan untuk mengikuti kegiatan yang langsung bersentuhan dengan alam,” katanya.
Kegiatan ini, lanjutnya, dikemas menarik dengan beberapa tantangan yang harus dilewati oleh setiap peserta, dalam hal ini kelompok Athfal yang terdiri dari peserta Sekolah Dasar dihadapkan dengan tiga post dengan rincian berikut.
POS 1 : Peserta diberikan soal mengenai kepanduan Hizbul Wathan
POS 2 : Peserta diminta untuk membuat tandu
POS 3 : Peserta dihadapkan dengan rintang untuk susur sungai
“Antusiasme yang luar biasa dari peserta sehingga ketika ada kegiatan susur sungai peserta seola tidak mau naik untuk melanjutkan perjalanan,” ungkapnya.
Selain itu, jelasnya, kelompok pengenal dan penghela yang terdiri dari siswa SMP dan SMA juga dihadapkan dengan pos-pos yang harus dilalui, di antaranya.
POS 1: Peserta diminta untuk Menghafal Janji Hizbul Wathan
POS 2: Peserta ditanya mengenai sejarah Hizbul Wathan
POS 3: Peserta diminta mensimulasikan Penanganan Pertama pada Kecelakaan (P2HW)
POS 4: Peserta dihadapkan dengan halang rintang, susur sungai
“Pada kelompok penghela ini peserta diminta untuk susur sungai yang dibuat seperti semi militer, dengan tiarab menyusuri sungai yang melewati rintangan rintangan,” tambahnya.
Malam Apresiasi
Arif Ainy mengungkapkan, agenda yang menjadi gong gebyar dari Kemah Syiar HW adalah malam Apresiasi. Agenda ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi peserta maupun pengunjung, ditampilkan ditengah-tengah lapangan, Sabtu, (30/9/2023).
Malam Apresiasi banyak menampilkan bakat dan potensi dari anak didik dari perguruan Muhammadiyah Balongpanggang juga santri TPA/TPQ yang diberikan kesempatan untuk tampil pada saat malam apresiasi. Agenda ini menjadi meriah dan menarik dengan tampilan-tampilan yang disusun dan dikemas secara apik oleh panitia
Diawali dengan praacara yang dikemas dengan beberapa penampilan pembuka. Pertama ditampilkan potensi yang luar biasa dari anak didik TK Aisyiyah Bustanul Athfal 28 dengan memainkan alat musik berupa angklung
“Selanjutnya tidak kalah menarik ada penampilan Saman kolosal dari SD Muhammadiyah 2, dilanjut dengan sajian Tapak suci dari Balongpanggang. Tidak berhenti disitu ada yang menggemaskan dari PAUD Aisyiyah Karang semanding dengan tampilan Aku anak Indonesia, disusul dengan tarian Saman dari SD Muhammadiyah 1 dan sajian gerak Semaphore dari SMP Muhammadiyah 2,” katanya.
Koordinator Kegiatan Rizal Abdi Bachtiar mengaku bangga dengan Perguruan Muhammadiyah Balongpanggang yang mampu bersinergi untuk mengantarkan anak didik nya dalam kegiatan kemah syiar terutama pada agenda malam apresiasi ini
“Api unggun mulai dihidupkan sebagai tanda puncak agenda malam apresiasi, dengan sajian lagu HW SMA Musix yang dibawakan dengan apik sebagai awal kemeriahan acara di tengah api unggun yang menyala,” ujarnya.
Kemudian malam apresiasi banyak diwarnai dengan kreasi tarian yang menarik. Diawali dengan tarian Keter Gandrung dari SD Muhammadiyah 1 yang dibawakan dengan lues dan gemulai, kemudian dilanjut dengan menari kupu-kupu dari PAUD Aisyiyah Balongpanggang. Selanjutnya ada Tari Wonderland dari TK ABA Balongpanggang, Tari Manuk Dadali TK ABA Karangsemanding
Sajian tembang dan lagu juga dibawakan oleh TPA Karangsemanding, selanjutnya ada Tari Jaranan dari SD Muhammadiyah 1, kemudian sajian lagu nemen dari band SMA Musix. Masih berlanjut dengan penampilan tarian saman dari TPA karangwungu, juga ada Tari Rupo Kembyang dari SMP Muhammadiyah 2
“Selanjutnya masih ada penampilan menarik dari TPA Watansari dengan tari kreasi Islami. Kemudian ada juga penampilan tari Rancangkpiti dari SMA Muhammadiyah 6 dan tampilan penutup dari SMK 2 Benjeng dengan kreasi gerak semaphore,” jelasnya.
Ada Lomba Memasak
Rizal Abdi Bachtiar menyampaikan, selain itu juga ada kegiatan Bakti Sosial (Baksos), outbound sampai lomba memasak menjadi agenda menarik di hari terakhir perkemahan, Ahad (1/10/23).
“Kegiatan baksos ini ditujukan kepada 65 sasaran warga Desa Wotansari. Dalam hal ini sembako yang dibagikan merupakan bentuk kepedulian peserta terhadap warga yang membutuhkan, sehingga saat peserta diminta membawa bahan sembako tidak ada yang merasa keberatan sehingga dalam agenda ini bisa berjalan dengan lancar dan tepan sasaran,” tambahnya
Selain baksos, lanjutnya, di hari terakhir juga ada outbound berupa Wall Climbing yang terhampar megah di bumi perkemahan. Peserta diberikan panduan cara memasang tali karmantel yang digunakan untuk memanjat tebing dan simulasi cara memanjat yang baik dan benar, sehingga peserta tidak kesulitan dan dipastikan aman saat memanjat.
Tidak berhenti di situ, sambungnya, lomba memasak juga menjadi satu agenda unik pada saat kemah berlangsung, dimana peserta dari pengenal sampai penghela beradu kreativitas dalam memasak dengan kriteria yang telah ditentukan oleh dewan juri. (*)
Penulis Adelin Aprilia Sari. Editor Ichwan Arif.