Kesan Siswa Asing
Selain itu, Rahmat juga menjelaskan cara menggunakan canting. “Pertama, panaskan dulu canting dengan cara memasukkan canting ke dalam lilin malam panas. Kemudian ambil secukupnya,” ungkapnya.
“Lalu angkat canting dengan kepala canting posisi 35 derajat agar lilin tidak mengucur. Lalu torehkan lilin malam pada kain yang sudah kita pola sebelumnya. Dorong canting dengan pelan-pelan mengikuti pola gambar,” terangnya.
Dari sepuluh siswa asing yang ikut membatik, semua mengaku ini pengalaman pertamanya memegang canting dan lilin malam. Seperti yang disampaikan Luka Joonatan Hannula, “I like to join this event. It’s great! Batik is beautiful,” ungkapnya. Artinya, dia senang mengikuti kegiatan yang luar biasa itu. Menurutnya, batik sangat indah.
“This is my first experience to do batik painting. It’s difficult, we have to be able to use canting properly, so that the wax will not drip,” imbuhnya. Artinya, ini adalah pengalaman pertamanya membatik. Dia menilai ini cukup sulit, di mana harus bisa menggunakan canting dengan tepat agar cairan malam tidak menetes.
Ia juga menginginkan hasil membatiknya bisa diproses lebih lanjut dan bisa ia bawa pulang ke negaranya.
Hal senada juga disampaikan dua siswi dari Johor Baru Malaysia Febi Aulia Rafida dan Putri Farah Sherryna. “Awalnya sangat sulit memegang canting, karena masih banyak yang menetes, apalagi ini pengalaman pertama kami, ” ujar mereka, namun akhirnya mereka bisa terbiasa dan tidak banyak cairan yang menetes.
Smamda Jujukan Belajar Membatik
Kepala Smamda Surabaya Astajab SPd MM menjelaskan, kegiatan ini selain bertujuan mengenalkan warisan budaya juga untuk memberikan pengalaman praktik membatik. Pengalaman berharga itu terkait cara membatik, tekniknya, dan alat-alat yang dipakai.
“Hasil membatiknya bisa berupa lukisan kaos atau goodie bag batik yang nantinya dibawa pulang sebagai kenang-kenangan,” ujarnya.
Katanya, ini bagian kegiatan rutin tahunan, bahkan sudah masuk dalam pembelajaran Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Pria kelahiran Lamongan itu juga menyampaikan, Smamda selalu menjadi tempat belajar siswa atau mahasiswa asing membatik. “Misalnya saat kami menerima tamu siswa asing program student exchange yang sudah menjadi salah satu program unggulan smamda,” imbuhnya.
Smamda juga memiliki produk tas goodie bag batik bertema Muhammadiyah. Ada Smamda dan surabaya heritage yang bergambar gedung Smamda, gedung Surabaya bersejarah, dan KH Mas Mansyur. Goodie bag batik ini menjadi souvenir khas Smamda untuk tamu istimewa. (*)
Penulis Tanti Puspitorini Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni