PWMU.CO – Warga Muhammadiyah tiap tahun umrah, captive market luar biasa! Demikian kata Bendahara Lembags Pembinaan Haji dan Umrah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Labib SHI MH.
Awalnya dia mengungkap, berbeda dengan tugas ketua dan sekretaris, sebagai bendahara tugasnya hanya satu, “Bagaimana biaya haji bagi warga Muhammadiyah menjadi lebih murah dan guru-guru yang gajinya banyak bisa mendapatkan bonus liburan umrah.”
Ahad (1/10/2023) siang itu dia menegaskan, “Umrah dan haji itu iklim bisnisnya luar biasa. Di dalamnya ada peluang bisnis yang luar biasa. Selama ini, bisnis itu dinikmati para pelaku lain.”
Data mencengangkan pun dia ungkap. Berdasarkan data biro haji dan umrah Muhammadiyah di seluruh daerah Indonesia, ternyata tiap tahun 60 ribu warga Muhammadiyah berumrah.
“Ini captive market! Ketika data ini saya berikan ke maskapai penerbangan, mereka berebut memberikan proposal kerjasama untuk layanan tiket maskapainya langsung,” imbuhnya.
Sebab, sambung Labib, tiket umrah seringkali dibooking oleh pihak-pihak terkait. Bahkan dalam 15 kali trip satu bulan, ada dua di antaranya bonus. “Bonus ini saya berikan kepada guru-guru ngaji, sekolah, di perbatasan, yang jauh pedalaman, dan yang belum punya kesempatan melaksanakan umrah,” urainya mengungkap tugasnya.
“Tugas ketua sekretaris adalah membina, membuat sistem panduan haji umrah yang baik. Saya bendahara. Itu tugas saya. Tapi aspek syariah, fikihnya, panduan ibadah haji umrah juga dipikirkan jangan sampai karena urusan bisnis itu jadi terabaikan,” ujarnya di Hall Sang Pencerah Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG).
Jihad Ekonomi
Labib yakin, dengan ini dikelola baik oleh PP Muhammadiyah, nanti 60 ribu jamaah haji umrah ini tiketingnya tidak perlu beli di mana-mana. Kemudian layanan akomodasi Mekkah-Madinah tidak perlu keluar uang lagi, cukup yang sudah dibayarkan ke PP Muhammadiyah.
“Tapi PP Muhammadiyah tidak bikin biro sendiri. Kita melayani biro haji umrah milik daerah,” ujar pria yang pernah berkiprah di Pemuda Muhammadiyah tingkat daerah hingga pusat itu.
Dalam momentum Pengukuhan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Gresik siang itu, Labib selanjutnya banyak membahas jihad ekonomi. Dia mengingatkan, 2030 nanti Indonesia mengalami puncak produktivitas.
“Mayoritas kita semua, anda yang sekarang di ruang ini pemegang estafet di 2030. Ini orang bilang bonus demografi. Saya belum yakin ini menjadi bonus. Jangan-jangan kita menjadi beban? Saat kita mengalami puncak produktivitas di usia produktif, justru ,kita banyak bicara masalah lapangan pekerjaan, penguasaan sektor ekonomi,” ajaknya merenung.
Dalam kesempatan itu, Labib membayangkan, apabila sepuluh tahun yang akan datang ibu kota negara (IKN) berpindah di Kalimantan, maka kota Gresik akan menjadi pusat perkembangan perdagangan. “Maka apabila melakukan kolaborasi Kegiatan, hendaknya sistematis dan efektif,” tuturnya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni