Kokam Milik Semua
Dalam praktik keseharian anggota Kokam bukan hanya kalangan muda atau pemuda. Beberapa warga Muhammadiyah yang lanjut usia masih tampak ikut berkhidmat bersama Kokam. Dengan demikian Kokam bukan milik Pemuda Muhammadiyah, tetapi sudah milik seluruh warga Muhammadiyah.
Memandang fakta di lapangan, anggapan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah sebagai Panglima Tertinggi perlu direvisi. Jika mengikuti hierarki TNI dengan Presiden sebagai Panglima Tertinggi, maka yang pantas disebut Panglima Tertinggi Kokam adalah Ketua Umum PP Muhammadiyah. Untuk Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah lebih tepat disebut Panglima Komando saja atau Kepala Staf barangkali.
“Agenda politik kebangsaan yang menjadi arus utama Muhammadiyah perlu diresapi secara mendalam dan dikawal Kokam bersama ortom-ortom lainnya sebagai anak kandung Muhammadiyah.”
Sebagai ormas Islam berkemajuan, Muhammadiyah bersama perangkat organisasi di dalamnya termasuk ortom harus bisa menjadi teladan berorganisasi dan berdemokrasi. Konflik di dalam organisasi manapun tidak bisa dihindarkan. Berkah dari konflik justru melahirkan disiplin ilmu manajemen konflik bagi para pembelajar.
Keberadaan konflik dan perbedaan pendapat juga bisa menjadi momentum memperbarui anggaran dasar, anggaran rumah tangga, garis instruksi dan komando serta SOP. Kokam dan Pemuda Muhammadiyah sebagai organisasi kaum muda perlu mengembangkan sikap open mind, wawasan yang selalu terbuka dan siap membuka diri terhadap segala alternatif penyelesaian masalah.
Akhir kata Selamat Milad Ke-58 Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah 1 Oktober 2023. Angka 58 tahun semoga jadi momentum menuju kedewasaan dalam berorganisasi. Perjalanan panjang Kokam nan herois dan patriotis sejak 1 Oktober 1965 tidak layak ternoda oleh konflik internal yang serius dan agenda tarik menarik politik praktis dari pihak manapun.
Agenda politik kebangsaan yang menjadi arus utama Muhammadiyah perlu diresapi secara mendalam dan dikawal Kokam bersama ortom-ortom lainnya sebagai anak kandung Muhammadiyah. Ortom-ortom bila perlu magang di BUMN Perum Pegadaian agar bisa ‘menyelesaikan masalah tanpa masalah”. Wallahualambishawab (*)
Editor Mohammad Nurfatoni