PAUD Unggulan
Program masif nasional lainnya ialah PAUD unggulan yang diharapkan menyebar di setiap daerah. Masing-masing PAUD harus bisa melayani esensi kebutuhan anak secara holistik-integratif dari segi kesehatan, inklusi, taman pengasuhan dan penitipan anak (TPA), pojok literasi dan taman bacaan, penambahan nutrisi, serta program parenting.
“Jika baru memenuhi dua atau tiga unsur apakah boleh diajukan sebagai PAUD unggulan? Jawabnya adalah boleh dengan catatan siap melengkapi semua unsurnya,” terangnya.
Aida kemudian membedah satu per satu dengan mendetail. PAUD inklusi adalah PAUD yang menerima anak berkebutuhan khusus di mana sekolah tidak boleh menolak anak ABK.
“Aisyiyah menghargai hak anak. Di Aisyiyah kita punya program sekolah sayang anak salah satunya ramah anak, ramah pembelajaran, dan ramah lingkungan. Asesmen dilakukan oleh tim ahli dari psikolog. Jika dilakukan guru maka disebut screening atau identifikasi,” jelasnya.
Untuk menuju sekolah unggulan, sambung Aida, maka perlu disiapkan dasar pembelajaran yang menguasai metode pembelajaran dengan mahir
Selain itu, penguasaan komunikasi dalam pembelajaran.
“Metode baru terus bermunculan. Guru harus belajar terus. Sesuai al-Mujadalah ayat 11 bahwa kita harus semangat cari ilmu secara kontinu. Ikuti semua pelatihan yang ada. Setiap utusan yang dikirim, menularkan ke guru lain,” ujarnya memotivasi para guru.
Aida juga mengimbau semua hendaknya sudah menerapkan Beyond Centers and Circles Time (BCCT). “Kepada Ketua Majelis PAUD Dasmen daerah mohon untuk memonitor dan mendata. Jika ada yang belum BCCT, silahkan dijadikan program prioritas dan akan kami fasilitasi,” jelasnya.
BCCT merupakan metode penyelenggaraan PAUD yang berpusat pada anak. Dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran. BCCT dapat dikatakan sebagai konsep belajar di mana pendidik (guru) menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong anak didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Baca sambungan di halaman 3: Penguasaan Komunikasi