Pragmatisme Positif dan Negatif
Pandangan yang agak berbeda disampaikan Direktur Eksekutif Ma’arif Institut Abdul Rohim Ghazali. Dia mengatakan, pragmatisme sejatinya perlu dimiliki oleh anak muda zaman sekarang. Karena jika dilihat secara proporsional, sikap ini tidak hanya bernilai negatif tetapi juga memiliki sisi positif. Pragmatisme menjadi positif jika tidak bertentangan dengan nilai-nilai dasar kebangsaan, yakni Bineka Tunggal Ika dan Pancasila. Tindakan ini bernilai positif jika tidak bertentangan dengan nilai-nilai etik, misalnya tidak dibarengi dengan korupsi atau penyalahgunaan wewenang.
“Saya kira para pendiri bangsa kita dulu pada saat memperjuangkan kemerdekaan, terutama bersepakat menjadikan Bahasa Melayu atau Indonesia sebagai bahasa pemersatu, landasannya kebinekaan dan spirit bersama-bersama memperjuangkan kemerdekaan. Keduanya kepentingan pragmatis. Kalau orang Jawa itu tidak mengalah, misalnya, itu tidak akan terjadi (persatuan). Nah, itu
Sebaliknya, pragmatisme bisa menjadi negatif jika semata-mata dilandaskan pada kepentingan sesaat. Misalnya dalam demokrasi liberal saat ini. Pada sistem demokrasi liberal dengan pemilihan secara langsung, tidak bisa dipisahkan dari upaya-upaya merayu masyarakat agar dia atau calonnya bisa terpilih. Dalam konteks merayu tersebut, politisi akhirnya menerapkan pragmatisme yang mengabaikan etika-etika politik, misalnya dengan menerapkan politik wani piro.
“Kalau pengin dipilih, mau bayar berapa? Sekarang ini, bahkan tokoh agama, banyak yang menganggap itu bagian dari keniscayaan. Tidak lagi haram hukumnya. Karena itu kan ada transaksi ridha bir ridha. Merasa tidak dirugikan. Tetapi di luar itu ada yang terabaikan. Oke, jika yang menjadi pilihan itu orang yang benar. Tetapi kalau itu orang yang salah, kan daya rusaknya akan terasa pada saat dia memimpin. Dia akan melahirkan kebijakan-kebijakan politik yang bertentangan dengan apa yang diinginkan oleh orang-orang yang dibayar itu. Di situlah pragmatisme politik itu menjadi bencana dan baru dirasakan mungkin setelah satu sampai dua dekade mendatang,” katanya.
Selengkapnya, baca di Matan Edisi 207 Oktober 2023. Info pemesanan Saudara Oki 08813109662 (*)
Editor Mohammad Nurfatoni