PWMU.CO – Wisuda guru al-Quran III diadakan Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Malang. Acara bertempat di Aula Kantor PDA, Jumat (6/10/2023).
Wisuda guru al-Quran dihadiri oleh Pimpinan Daerah Aisyiyah, Cabang, Pimpinan Ranting Aisyiyah, dan amal usaha.
Para wisudawati turut memeriahkan acara dengan bernasyid menyenandungkan lagu Rahman Ya Rahman. Kemudian menampilkan parade bacaan al-Quran secara tartil dan tajwid yang benar.
Yayuk Sulistiningsih, Ketua Panitia Wisuda menyampaikan, target peserta guru al-Quran awalnya 25 orang, sampai akhir pendaftaran ada 48 orang. Membaca al-Quran memakai metode Jibrail.
”Saat ini ada 36 orang sudah terstandardisasi, sehingga mereka diwisuda. Alhamdulillah, Allah mengizinkan Aisyiyah memiliki 36 guru al-Quran yang tersebar di lima cabang,” katanya.
Pembelajaran mulai dilaksanakan tanggal 4-6 Agustus 2023 di Pesantren Mahasiswa Firdaus yang beralamatkan di Jalan Mertojoyo Selatan Blok B No. 10 Kota Malang.
Pembelajaran selama dua bulan dilanjutkan dengan evaluasi tartil, makharijul huruf, tajwid dan irama al-Quran selama dua bulan sampai peserta memperoleh nilai yang memenuhi syarat.
Dengan usaha yang tidak mudah, karena harus mengulang-ulang huruf agar sesuai pelafadhan makhorijul huruf yang benar dan sesuai standar metode Jibrail.
Ketua Majelis Tabligh dan Ketarjihan, Nur Aini Al Maschati, yang juga founder Metode Jibrail dalam sambutannya berharap para guru al-Quran yang telah diwisuda hari ini dapat menjalankan tugas dengan baik, mengajarkan al-Quran dengan penuh dedikasi, dan menginspirasi generasi berikutnya untuk mencintai dan memahami isi al-Quran.
Dia menjelaskan, Metode Jibrail ini memiliki beberapa keistimewaan seperti
1. Komprehensif (Makharijul huruf, tajwid, bahasa Arab, terjemah al-Quran)
2. Mudah (didesain dengan susunan dan pola yang mudah diikuti dan mudah dipelajari, walupun orang tersebut belum belajar bahasa Arab)
3. Menarik disampaikan dengan lagu-lagu yang menarik
Saat memberikan sambutan, Ketua PDA Kota Malang Sri Herawati, berbagi pengalamannya ketika anak-anaknya masih kecil. Dia menceritakan keajabaian al-Quran yang telah diajarkan kepada anak-anaknya.
”Anak saya sebelum belajar menulis dan membaca, saya ajari membaca al-Quran sehingga lulus TK sudah bisa membaca al-Quran. Ajaibnya anak-anak saya ketika di SD tidak ada yang pernah ketinggalan pelajaran, walaupun lulus TK belum bisa membaca huruf Alfabeth,” katanya.
Al-Quran itu, ujar dia, memang betul-betul luar biasa dalam kehidupan kita, kehidupan seorang mukmin. Kalau kita mempelajari, menghayati dan mengamalkannya.
Dia juga mengapresiasi Majelis Tabligh dan Ketarjihan PDA Kota Malang karena ketekunannya dalam mengajarkan al-Quran kepada anggota Aisyiyah. Tidak hanya mengajari membaca, namun juga mentadaburi ayat demi ayat, sehingga ibu-ibu Aisyiyah benar-benar mengerti kandungan al-Quran.
Penulis Fatimah az-Zahro Editor Sugeng Purwanto