Dakwah Lintas Budaya
LDK PWM Jatim berkomitmen menyelenggarakan dakwah lintas budaya, sehingga dalam rakorwil ini senggaja menampilkan berbagai macam budaya, termasuk kesenian terbangan atau samprohan dari siswa sekolah Muhammadiyah.
“Pembukaan rakorwil pagi tadi dibuka oleh qari tuna netra, Nakula dan Sadewa, binaan sekolah qari PDM kota Surabaya bagian barat di Gadung dan Gunungsari Indah. Juga tampilan kesenian kassidah dari SD Muhammadiyah 21 Surabaya,” jelas Koko Soesantho SAg MSi, Ketua Panita Pelaksana.
Sekretaris LDK PWM Jatim,Ahmad Rosidi SAg MAg, pengin LDK bisa berdakwah di semua lini. Sebab, dakwah yang umumnya di atas mimbar, tapi di Muhammadiyah justru masuk di komunitas-komunitas tertentu, ada komunitas punk, komunitas anak jalanan, komunitas tari, komunitas tril motor dll.
“Muhammadiyah hadir untuk menyiarkan dakwah-dakwah yang dicontohkan Rasulullah, bagaimana menampilkan dakwah bilhal? Dakwah bersama-sama masuk di lingkungan-lingkungan komunitas agar bisa lebih dekat dan diterima demi menyeru kebaikan syiar-syiar Muhammadiyah,” jelas Rosidi.
Khusus di Indonesia, lanjut Rosidi, kita bisa mencontoh Wali Songo yang dakwahnya tidak di atas mimbar, tapi dakwah melalui wayang kulit, yang di situ cerita diubah dimodifikasi tentang riwayat nabi dan rasul.
“Agar Muhammadiyah bisa diterima, mari kita modifikasi budaya yang ada tidak harus dilarang. Mari kita berdakwah bersifat terbuka, tapi dalam batasan koridor beramal makruf nahi mungkar,” harap Ahmad Rosidi.
Ahmad Rosidi mengaku kenal sekolah MTsM 19 Surabaya karena kepala sekolahnya, pak Supriyono, yang dulu saat jadi kepala SMPM 1 Kapasan Surabaya selalu menonjolkan kesenian.
“Sejauh yang saya tahu, sekolah Muhammadiyah di Surabaya yang merawat seni dan budaya salah satunya MTsM 19 Surabaya. Ini bisa jadi modal dan media dakwah komunitas,” ujarnya. (*)
Penulis Muhammad Syaifudin Zuhri Editor Mohammad Nurfatoni