PWMU.CO – Kumpul Dulur digelar Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sambit, Ponorogo, Jawa Timur. Pertemuan yang dikemas dalam acara Kumpul Dulur dan diikuti seluruh kader Muhammadiyah se-Kecamatan Sambit ini berlangsung di TK Aisyiah Sambit, Ahad (8/10/23).
Kegiatan tersebut dihadiri 190 undangan, meliputi Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM), Pimpinan Ranting Aisyiah (PRA), Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah, Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah (NA), dan guru TK Aisyiyah Sambit.
Ketua Panitia Kumpul Dulur Samsul Arifin dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mempererat rasa persaudaraan kader Muhammadiyah Sambit.
“Acara ini memersatukan seluruh elemen Muhammadiyah kecamatan Sambit, agar tidak terputusnya persaudaraan sesama organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah,” ujarnya.
Ketua PCM Sambit Sulistyo mengaku baru kali ini PCM mengumpulkan warga sebanyak ini.Dia berharap dengan acara ini seluruh ortom bisa saling berdiskusi dan bicara dari hati ke hati.
“Semoga ke depan bisa lebih maju seperti yang lain, masyarakat jadi lebih mengetahui siapa pimpinannya, serta mengajak semua elemen masyarakat dalam dakwah amal makruf nahi mungkar dan persyarikatan,” ungkapnya.
Ia juga mengajak seluruh peserta yang hadir agar Bermuhammadiyah dengan gembira.Salah satunya dengan seringnya melakukan kegiatan kumpul bersama sambil menebar manfaat seperti halnya bakti sosial dari Piminan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Ponorogo yang juga memeriahkan acara tersebut.
Sulistyo mengimbau seluruh ortom agar tidak lelah belajar dan terus mengasah potensi yang dimiliki karena hal itu menjadi kekuatan dan salah satu langkah menuju kemajuan.
“Ranting itu penting, cabang harus berkembang. Masjid pun harus makmur. Dan memakmurkan Muhammadiyah akan sukses dunia akhirat,” tuturnya.
Kegiatan pun berlangsung menarik karena dimeriahkan persembahan beberapa lagu dari TK Aisyiyah Sambit, Bakti Sosial untuk anak-anak yatim piatu dan dhuafa serta pembagian beberapa doorprize dalam di penghujung kegiatan ramah tamah. (*)
Penulis Dita Fitria Wati Editor Mohammad Nurfatoni/Ism