Negara Banyak Masalah, para Guru Besar Harus Turun Gunung 

Berfoto bersama usai acara (Isimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – Negara banyak masalah, oleh karena itu para guru besar harus turun gunung. 

Pada hakikat guru besar memiliki integritas keilmuan untuk mewujudkan kemaslahatan umat dan bangsa. Karena itu sudah menjadi pengetahuan umum bahwa guru besar atau profesor adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi.

Sebaliknya tidak layak disebut sebagai guru besar karena faktor keilmuan yang tidak diaktualisasikan di lingkungan satuan pendidikan di  perguruan tinggi karena pendidikan tinggi berfungsi antara lain: 

Pertama, mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Kedua mengembangkan sivitas akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Hal itu disampaikan Dr Amirsyah Tambunan ketika ditanya awak media usai acara syukuran sejumlah warga Muhammadiyah yang telah menjadi guru besar di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, di Asrama Fastabiqul Khairoots IMM Cabang Ciputat, Jakarta, Ahad (8/10/23). 

Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengajak sejumlah guru besar yang hadir: Prof Dr Masri Mansur, Prof Dr Sudarnoto Abdul Hakim, Prof Dr Andi Faisal Bakti, dan lain-lain agar turun gunung untuk bela negara di saat negara mengalami banyak masalah. 

Mulai dari korupsi hingga kasus Rempang di Batam, Air Bangis di Sumbar, dan penguasaan lahan lainnya yang belum sejalan dengan konsituasi Pasal 33 ayat (3) menegaskan, “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. 

Baca sambungan di halaman 2: Dua Tanggung Jawab

Berfoto bersama usai acara (Isimewa/PWMU.CO)

Dua Tanggung Jawab

Buya Amirsyah, sapaannya, mengatakan para ilmu mempunyai dua tanggung jawab secara bersamaan. Pertama, tanggung jawab keagamaan (mas’uliyah diniyah). Kedua, tanggung jawab bernegara (mas’uliyah wathaniyah).  

“Jadi para guru besar mempunyai komitmen untuk menyelamatkan negara, karena negara harus menjamin kekayaan alam untuk kemakmuran rakyat, bukan membuat rakyat menderita,” tuturnya.

Dalam konteks itu dia sepakat seperti yang disampaikan Prof Dr Yunan Yusuf bahwa proses manusia harus bergerak menuju kesempurnaan hidup. Karena itu bagi dosen yang tidak mengalami kenaikan pangkat akan mengalami kehidupan yang berhenti tidak menuju kepada kesempurnaan. 

“Allah mengatakan agar manusia harus melalui tingkatan pada zona pemikiran bukan zona kekuasaan,” ujarnya sambal mengutip al-Insyiqaq 19:

لَتَرْكَبُنَّ طَبَقًا عَن طَبَقٍ

“Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan). Tingkatan pemikiran manusia seperti menjadi guru besar akan membawa kepada kesempurnaan hidup.” (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version