Keunggulan Kurikulum Merdeka
Dalam kesempatan itu, Iir memaparkan beberapa keunggulan Kurikulum Merdeka. Pertama, kurikulum ini dibuat lebih sederhana dan mendalam. “Hal ini sangat memperhatikan kemerdekaan anak dalam belajar sesuai dengan tahapan perkembangannya. Karena belajar itu sejatinya bukan tentang kecepatan, melainkan bagaimana pembelajaran itu bisa bermakna dan menyenangkan bagi anak-anak,” ungkapnya.
Kedua, lebih merdeka. Artinya semua yang terkait dalam pendidikan memiliki kemerdekaan dalam proses pembelajaran, baik itu peserta didik, guru, maupun lembaga pendidikan atau sekolahnya. “Peserta didik memiliki kemerdekaan dalam memilih mata pelajaran yang diminati sesuai dengan bakat dan aspirasinya,” imbuhnya.
Iir menegaskan, guru memiliki kemerdekaan mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik dan sekolah. Lembaga pendidikan memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum sesuai karakteristik sekolah masing-masing.
Ketiga, lebih relevan dan interaktif. Hal ini bisa dilihat saat pelaksanaan kegiatan projek, di mana pada kegiatan ini memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual. Misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
Selain menyampaikan miskonsepsi, Iir dan rekannya juga memberikan pendampingan terkait pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar (PMM). “Pemanfaatan PMM juga masih sangat rendah di Kecamatan Menganti. Oleh karena itu, kami bahu-membahu untuk terus memberikan semangat kepada lembaga-lembaga di sekitar kami,” ungkapnya.
Dengan demikian, kata Iir, tujuannya selalu menyempatkan diri membuka dan memanfaatkan platform yang diberikan oleh pemerintah sebagai upaya peningkatan mutu pendidik, khususnya di jenjang PAUD.
Harapannya, melalui kegiatan ini, rapor pendidikan tidak lagi merah-merona dan ke depannya, khususnya untuk jenjang PAUD di Kecamatan Menganti. “Tidak ada lagi miskonsepsi tentang Kurikulum Merdeka,” imbuhnya. (*)
Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfaton