Field Trip ke Masjid Toleran
Malam hari sebelum field trip, panitia mengajak untuk menggunakan atasan atau hem lengan panjang kepada peserta non-Muslim. Ini dilakukan untuk menghormati masjid, tempat ibadah umat Islam. Panitia menyediakan kain panjang sebagai penutup kepala. Tapi pengumuman itu diralat, kain panjang sudah disediakan oleh jamaah ibu-ibu di masjid yang akan dituju.
Pengumuman itu dilaksanakan oleh para peserta dan panitia non-Muslim. Mereka tampak tidak keberatan sama sekali. Menurut saya, mereka sudah memahami hal itu, buktinya di antara mereka tidak ada yang protes atau keberatan.
Setiba di halaman masjid, kami disambut ibu-ibu jamaah masjid dengan senyum ramah. Tampak dua meja terletak didepan masjid. Satu meja menyediakan kerudung berbagai ukuran dan warna. Sedangkan satu meja lagi menyediakan kotak konsumsi. Saya disambut dengan senyum ramah. Sambil menyodorkan tangan mengajak beralaman dan menempelkan pipi kanan dan kiri kea rah saya. Sambil mengucap salam, ”Assalamualaikum, selamat datang di masjid kami.”
Saya perhatikan kelompok saya, Bu Sekti, Bu Dyta dan coaching kami Bu Ranatha. Mereka dipersilakan memilih kerudung yang hendak dipakai. Kerudung yang masih dalam kemasan plastik itu pun dibuka. Salah satu ibu jamaah itu berucap, ”Yang ini warnanya cocok, sesuai dengan pakaian yang ibu kenakan. Saya bantu memakaian.” Saya melongo. O, kerudung saja dicarikan yang sesuai. Perhatian banget.
Dengan ramah, ibu-ibu jamaah masjid yang mengenakan pakain seragam warna carnation pink itu bergerak, membantu melipat dan mengenakan kerudung kepada peserta non muslim. Dengan tersenyum, para peserta saling memangdang. Sayapun ikut memandang mereka. Merka terlihat lebih cantik dari sebelumnya. Ini sambutan terhangat yang pernah saya lihat.
Melangkah ke dalam masjid, sepatu kami dibariskan dengan rapi menghadap keluar, yang lain pun mengikuti tanpa aba-aba. Bapak-bapak pengurus masjid berbaris menyalami rombongan satu per satu. Kami dipersilakan langsung menuju ruang utama dekat tempat imam.
Saya perhatikan lempengan kuning besar dengan ukiran mirip pintu Kakbah berada di tempat imam lengkap dengan pegangan berbentuk silindir memanjang juga berwarna kuning seperti emas. Dengan latar keramik warna coklat kayu yang membingkai tempat imam. Subhanallah. Indah sekali. Sepertinya masjid ini menghadirkan Ka’k’bah di depan para jamaah. Pantas saja jamaah d isini semakin banyak.
Saya pun browsing tentang masjid ini. Masjid Gunung Sari Indah Surabaya. ternyata masjid ini terpilih sebagai juara I lomba manajemen administrasi dan kemakmuran masjid yang diadakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya saat menyambut MiladKe-109 Muhammadiyah pada tahun 2021 yang lalu.
Baca sambungan di halaman 4: Terharu di Masjid Gunung Sari Indah