Khutbah Idul Fitri
Makna Mendalam Idul Fitri: Memperkuat Keyakinan Membuka Pintu Kebahagiaan Oleh: Nugraha Hadi Kusuma
اللهُ اَكْبَرْ (2×) االلهُ اَكْبَرْ كُلَّمَا هَلَّ هِلاَلٌ وَاَبْدَرَ اللهُ اَكْبَرْ كُلَّماَ صَامَ صَائِمٌ وَاَفْطَرْ اللهُ اَكْبَرْكُلَّماَ تَرَاكَمَ سَحَابٌ وَاَمْطَرْ وَكُلَّماَ نَبَتَ نَبَاتٌ وَاَزْهَرْوَكُلَّمَا اَطْعَمَ قَانِعُ اْلمُعْتَرْ. اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ. اللهُ اَكْبَرْ (2×) اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الشَّافِعُ فِى اْلمَحْشَرْ نَبِيَّ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ. اللهُ اَكْبَرْ. اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Kaum Muslimin Muslimat rahimakumullah
Sejak tadi malam telah berkumandang alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang kita peroleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh.
Setiap Hari Raya Idul Fitri ada dua cara yang secara garis besar dilakukan umat Islam di dunia ini ada dua yaitu pertama, mewujudkan hubungan antara Khaliq dengan makhluq yang kita sebut dengan hablun minallah, Kedua, meningkatkan hubungan kasih sayang sesama makhluk yang disebutkan dengan hablun minan-nas.
Pada point pertama dilakukan dengan mengagungkan asma (nama) Illahi dengan mengucapkan Takbir, Tahlil dan Tahmid: Allahu Akbar, La Ilaha Illaallah wa lil Lahil hamd. Ucapan lisan yang berkumandang ke angkasa luas itu diikuti dengan sikap merendahkan diri dan berbakti kepada Allah, melaksanakan shalat ied di tan gi ah lapang, masjid dan berbagai tempat yang lain. Semua itu dilakukan sebagai tanda bersyukur atas nikmat yang dicurahkan Allah SWT kepada kaum Muslimin yang tidak terhitung meskipun dengan piranti teknolotercanggih dan paling mutakhir sekalipun.
Point yang kedua, dilakukan dengan mengedepankan solidaritas sosial, melakukan pembelaan kepada yang tertindas dan lemah, penyatuan rasa dalam berpuasa dan mengulurkan zakat yang ditunaikan bersama dzikir mengagungkan nama Allah.
Kedua cara merayakan Idul Fitri ini menunjukkan untuk keseimbangan pola hidup yang mengantarkan setiap muslim melakukan langkah mukhasabah atau membuat suatu penilaian yang mengarah pada perbaikan terutama untuk mengetahui dimana kelemahan-kelemahan dan kekurangannya sehingga dapat diciptakan perbaikan dan perubahan menuju kesempurnaan. Dan pada kesempatan ini izinkan kami mendeskripsikan empat perkataan pendek yang memiliki makna yang mendalam yang sering kita dengar dan ucapkan yaitu:
- Shadaqa wa’dahu ( Janji Allah Senantiasa Benar)
- Wa nashara ‘abdahu ( Allah Selalu Menolong Hambanya)
- Wa a-‘azza jundahahu (Allah senantiasa memuliakan pejuang-pejuang penegak kebenaran)
- Wa hazamal ahzaba wahdahu ( Allah pasti menghancurkan musuh-musuh rasulnya)
Jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah
- Janji Allah Senantiasa Benar (Shadaqa wa’dahu)
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.
Ayat ini secara eksplisit menunjukkan bahwa Allah SWT pasti memenuhi janjinya tentang kepemimpinan, berubahnya keadaan, dan kembalinya peradaban Islam jika dua syarat dapat dipenuhi dalam kehidupan kita yaitu iman dan produktif melakukan kerja-kerja kebaikan.
- Allah selalu menolong hambanya (Wa nashara ‘abdahu)
Hukum kepastian bahwa Allah memberikan pertolongan jika dalam diri setiap muslim memiliki semangat menegakkan agama Allah, sebagaimana disebutkan dalam surat Al Hajj ayat 40-41
الَّذِينَ أُخْرِجُوا۟ مِن دِيٰرِهِم بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّآ أَن يَقُولُوا۟ رَبُّنَا اللَّهُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوٰمِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوٰتٌ وَمَسٰجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنصُرَنَّ اللَّهُ مَن يَنصُرُهُۥٓ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِىٌّ عَزِيزٌ ﴿الحج:٤۰
(yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata, “Tuhan kami ialah Allah.” Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentu telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa.
الَّذِينَ إِن مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْأَرْضِ أَقَامُوا۟ الصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُا۟ الزَّكَوٰةَ وَأَمَرُوا۟ بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا۟ عَنِ الْمُنكَرِ ۗ وَلِلّٰـهِ عٰقِبَةُ الْأُمُورِ ﴿الحج:٤١﴾
(Yaitu) orang-orang yang jika Kami berikan kedudukan di bumi, mereka melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.
Jelaslah seseorang akan mendapatkan pertolongan Allah memiliki syarat mutlak yaitu memiliki jiwa penolong, dalam konteks dienul Islam jiwa penolong itu diwujudkan secara jelas yaitu menegakkan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang mungkar itulah makna kinayah dari mereka yang menolong agama Allah pasti akan mendapatkan pertolongan Allah.
3. Allah senantiasa memuliakan pahlawan kebenaran (Wa a-‘azza jundahahu)
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menyatakan: “ Allah swt memuliakan para pahlawan (syuhada) dalam lima hal, kemuliaan yang demikian tidak diperoleh oleh seseorang bahkan seorang nabi sekalipun, bahkan saya (Rasulullah) sendiripun tidak memperolehnya”.
Kemudian beliau menjelaskan 5 macam keistimewaan yang diperoleh para pahlawan penegak kebenaran ini,
Pertama, para nabi dicabut ruhnya oleh malaikat maut, sedang para syuhada Allahlah sendiri yang mencabut ruh mereka dengan kudrat Illahi.
Kedua, jenazah para Nabi masih perlu dimandikan, sedangkan jenazah para pahlawan tidak dimandikan lagi, mereka tidak perlu dibersihkan dengan air dunia.
Ketiga, Jenazah para Nabi termasuk saya sendiri (Rasulullah SAW), masih harus dibalut dengan kain kafan, sedangkan jenazah para syuhada tidak perlu dikafani, tapi boleh dikuburkan dengan pakaian yang melekat dibadannya.
Keempat, Para nabi yang meninggal disebut mati (mautun) sedangkan para pahlawan disebut Ahya dalam pandangan Allah.
Kelima, pada hari kiamat kelak para nabi masih diberikan Allah pertolonan ( maksum)sedangkan para syuhada mendapatkan balasan tiada terbatas dari yang mereka bela dan tolong selama di dunia.
(Tafsir Al Qurthubi Jilid IV hal. 236)
Pejuang-pejuang penegak Agama Allah dan pahlawan pahlawan dimuliakan Allah, ditempatkan di posisi yang tinggi dan penuh kehormatan, pahlawan-pahlawan itu ada disekitar kita, kedua orang tua kita, para guru yang ikhlas, para petani, pedagang yang jujur, pengusaha yang dermawan, para jurnalis, petugas keamananan, para pejuang kesehatan,dan segala profesi yang mendasarkan setiap kehidupannya untuk tegaknya kalimatullah. Dalam kehidupan di dunia ini, mereka menghayati kenikmatan hidup rohaniyah, jiwa mereka mantap dan tenang ( mutmainah) sebab telah dapat berbakti sesuai panggilan hati nurani mereka. Mereka terhormat dan mulia dalam pandangan umum, dicintai oleh ummat yang banyak. Dalam kehidupan di akhirat nanti, mereka akan mendapat tempat yang membahagiakan disisi Allah swt.
- Allah Pasti Menghancurkan Musuh-musuh Rasulullah (Wa hazamal ahzaba wahdahu)
Catatan historis, menunjukkan banyak contoh-contoh bahwa apabila dikehendaki Allah maka dalam seketika Allah menghancurkan musuh-musuh Islam, walau bagaimanapun kuatnya.
Ketika terjadi perang Khandaq atau yang disebut perang Ahzab ( pasukan koalisi) kekuatan musuh 10.000 orang dengan persenjataan terlengkap dan terbaik pada zamannya dengan segala strateginya diluar kota Madinah sedangkan kaum muslimin hanya 1000 orang, didalam kota Madinah Yahudi merongrong dengan isu dan provokasi untuk melemahkan mental kaum muslimin, maka timbullah kegoncangan hati pada sebagian kaum muslimin hingga bertanya dalam surat Al Baqarah 214,
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
Maka seketika Allah menurunkan angin yang dahsyat, yang menyebabkan hancurnya kaum kuffar, mereka tiada berdaya menghadapi serangan alam ciptaan Illahi ini dan akhirnya hancur, dan banyak contoh lainnya.
Kaum Muslimin dan Muslimat yang dimuliakan Allah SWT
Nilai-nilai yang terkandung dalam ucapan-ucapan yang kita kumandangkan di sekitar Hari raya itu hendaknya memantul kedalam jiwa dan hati nurani kaum muslimin, untuk kemudian mengadakan mawas diri terhadap keadaan yang dihadapi. Allah senantiasa dekat dengan kita apabila juga bertaqarub mendekat kepada Allah Yang maha Kuasa.
اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَالللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ. اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ.وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ
Allahu akbar 3x Laa Ilaha illallah Allahu Akbar Walillahilhamd
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Akhirnya marilah kita berdoa, menundukkan kepala, memohon kepada Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim untuk kebaikan kita dan umat Islam dimana saja berada:
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَحْمَدُكَ وَنَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَهْدِيْكَ وَنَعُوْذُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ.
Ya Allah, sesungguhnya kami memuji-Mu, meminta tolong kepada-Mu, dan memohon petunjuk dari-Mu, kami berlindung dan bertawakal kepada-Mu, kami memuji-Mu dengan segala kebaikan, kami bersyukur atas semua nikmat-Mu, kami tidak mengingkari-Mu, kami berlepas diri dari siapa pun yang durhaka kepada-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mu kami menyembah, hanya untuk-Mu shalat dan sujud kami, dan hanya kepada-Mu kami berusaha dan bergegas, kami sangat mengharapkan rahmat-Mu dan takut akan siksa-Mu, sesungguhnya azab-Mu benar-benar ditimpakan kepada orang-orang kafir.
اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ بِالإِسْلاَمِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالإِيْمِانِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالْقُرْآنِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِشَهْرِ رَمَضَانَ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالأَهْلِ وَالْمَالِ وَالْمُعَافَاةِ لَكَ الْحَمْدُ بِكُلِّ نِعْمَةٍ أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيْنَا.
Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu atas nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat Al-Qur’an, nikmat bulan Ramadhan, nikmat keluarga, harta dan kesehatan. Segala puji bagi-Mu atas semua nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami.
سُبْحَانَكَ لاَ نُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ فَلَكَ الْحَمْدُ حَتَّى تَرْضَى وَلَكَ الْحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ.
Maha Suci Engkau, kami tidak akan sanggup menghitung dan membatasi pujian bagi-Mu. Keagungan-Mu hanya dapat diungkapkan dengan pujian-Mu kepada diri-Mu sendiri, segala puji hanya bagi-Mu (dari kami) sampai Engkau ridha (kepada kami) dan segala puji bagi-Mu setelah keridhaan-Mu.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ ونَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Ya Allah, sampaikanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada hamba, nabi dan rasul-Mu Muhammad saw beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.
Ya Allah, ampunilah kami dan ampuni pula kedua orang tua kami dan sayangilah mereka seperti kasih sayang mereka saat mendidik kami di waktu kecil.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri sendiri, jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنـَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.
Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kaum mukminin yang telah wafat dan telah bersaksi atas keesaan-Mu dan kerasulan nabi-Mu (Muhammad saw) dan mereka meninggal dalam keadaan demikian. Ya Allah, ampuni dan rahmatilah mereka, maafkan semua kesalahan mereka, muliakan tempat tinggalnya, luaskan kediamannya, sucikan mereka dengan air, salju, dan embun, bersihkan mereka dari berbagai dosa dan kesalahan sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran. Dan balaslah amal kebaikan mereka dengan kebaikan pula, dan amal buruk mereka dengan maaf dan pengampunan. (bs)