Tumakninah dalam Iktidal, Tanya Jawab Agama oleh Dr Zainuddin MZ Lc MA; Ketua Lajnah Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Jatim dan Direktur Turats Nabawi, Pusat Studi Hadits.
PWMU.CO – Sewaktu iktidal disyariatkan tumakninah, bahkan diterangkan dalam suatu riwayat bahwa lama iktidal Nabi SAW hampir sama dengan lama sujud, rukuk, dan duduk antara kedua sujudnya.
Hadits Aisyah RA:
وَعَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا رَفَعَ رَأسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ، لَمْ يَسْجُدْ حَتَّى يَسْتَوِيَ قَائِمًا
Aisyah RA berkata: Jika Rasulullah saw. mengangkat kepala dari rukuknya, beliau tidak sujud sehingga bergiri tegak. (HR Muslim: 498; Abu Dawud: 783; Ibnu Majah: 893 dan Ahmad: 24076)
Unsur tumakninah dalam iktidal
- Menyempurnakan gerakan iktidal (persendian menempati posisinya).
- Mengucapkan bacaan iktidal dengan tenang dan tidak terburu-buru.
- Adanya saktah (berhenti sejenak hitungan beberapa detik sesuai dengan kemampuan).
Berikut ini dipaparkan sebagian haditsnya, dan lebih detail penulis jelaskan secara khusus pada buku saku.
1. Hadits Rifaah bin Rafi’
عَنْ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ الزُّرَقِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: (دَخَلَ رَجُلٌ الْمَسْجِدَ وَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسٌ فِي نَاحِيَةِ الْمَسْجِدِ) (فَصَلَّى الرَّجُلُ فَأَخَفَّ صَلَاتَهُ) (ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَعَلَيْكَ السَّلَامُ، ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ) (فَرَجَعَ يُصَلِّى كَمَا صَلَّى) (ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: وَعَلَيْكَ السَّلَامُ، ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ) (حَتَّى فَعَلَ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ, فَقَالَ الرَّجُلُ: وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا أُحْسِنُ غَيْرَ هَذَا) (فَعَلِّمْنِي) (يَا رَسُولَ اللهِ) (فَقَالَ: إِنَّهُ لَا تَتِمُّ صَلَاةٌ لِأَحَدٍ مِنَ النَّاسِ حَتَّى) (يُسْبِغَ الْوُضُوءَ) (فَيَضَعَ الْوُضُوءَ مَوَاضِعَهُ) (كَمَا أَمَرَهُ اللهُ – عز وجل -, فَيَغْسِلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ، وَيَمْسَحَ بِرَأسِهِ وَرِجْلَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ) (ثُمَّ تَشَهَّدْ وَأَقِمْ) (ثُمَّ قُمْ فَاسْتَقْبِلْ الْقِبْلَةَ, ثُمَّ كَبِّرْ) وَفِي رِوَايَةٍ: (ثُمَّ يَقُولُ: اللهُ أَكْبَرُ) (وَيَحْمَدُ اللهَ وَيُمَجِّدَهُ وَيُكَبِّرَهُ) (وَيُثْنِي عَلَيْهِ) (ثُمَّ اقْرَأ بِمَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ) وَفِي رِوَايَةٍ: (ثُمَّ اقْرَأ بِأُمِّ الْقُرْآنِ, ثُمَّ اقْرَأ بِمَا شِئْتَ) وَفِي رِوَايَةٍ: (فَإِنْ كَانَ مَعَكَ قُرْآنٌ فَاقْرَأ بِهِ، وَإِلَّا فَاحْمَدْ اللهَ وَكَبِّرْهُ وَهَلِّلْهُ) (ثُمَّ يَقُولُ: اللهُ أَكْبَرُ ثُمَّ يَرْكَعُ) (فَإِذَا رَكَعْتَ فَضَعْ رَاحَتَيْكَ عَلَى رُكْبَتَيْكَ, وَامْدُدْ ظَهْرَكَ) (حَتَّى تَطْمَئِنَّ مَفَاصِلُهُ) (وَتَسْتَرْخِيَ) (ثُمَّ يَقُولُ: سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ) (حَتَّى يَسْتَوِيَ قَائِمًا) (فَإِذَا رَفَعْتَ رَأسَكَ فَأَقِمْ صُلْبَكَ حَتَّى تَرْجِعَ الْعِظَامُ إِلَى مَفَاصِلِهَا) (ثُمَّ يَقُولُ: اللهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ يَسْجُدُ) (فَيُمَكِّنَ جَبْهَتَهُ مِنَ الْأَرْضِ حَتَّى تَطْمَئِنَّ مَفَاصِلُهُ وَتَسْتَرْخِيَ) (ثُمَّ يَقُولُ: اللهُ أَكْبَرُ وَيَرْفَعُ رَأسَهُ حَتَّى يَسْتَوِيَ قَاعِدًا) (وَيُقِيمَ صُلْبَهُ) وَفِي رِوَايَةٍ: (فَإِذَا رَفَعْتَ رَأسَكَ فَاجْلِسْ عَلَى فَخِذِكَ الْيُسْرَى) (حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا) (ثُمَّ يَقُولُ: اللهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ يَسْجُدُ حَتَّى تَطْمَئِنَّ مَفَاصِلُهُ سَاجِدًا، ثُمَّ يَرْفَعُ رَأسَهُ فَيُكَبِّرُ) (حَتَّى يَسْتَوِيَ قَائِمًا) (ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا) (فَإِذَا جَلَسْتَ فِي وَسَطِ الصَّلَاةِ فَاطْمَئِنَّ وَافْتَرِشْ فَخِذَكَ الْيُسْرَى ثُمَّ تَشَهَّدْ) (ثُمَّ افْعَلْ كَذَلِكَ حَتَّى تَفْرُغَ مِنْ صَلَاتِكَ) (فَإِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ فَقَدْ تَمَّتْ صَلَاتُكَ وَإِنْ انْتَقَصْتَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا انْتَقَصْتَ مِنْ صَلَاتِكَ) (قَالَ: وَكَانَ هَذَا أَهْوَنَ عَلَيْهِمْ مِنْ الْأَوَّلِ أَنَّهُ مَنْ انْتَقَصَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا انْتَقَصَ مِنْ صَلَاتِهِ وَلَمْ تَذْهَبْ كُلُّهَا)
Rifa’ah bin Rafi’ al-Zuraqi RA berkata: (Seorang masuk masjid, dan Nabi sedang duduk disisi masjid) (lalu ia shalat dengan cepat) (lalu menghadap Nabi dan memberi salam) (Kemudian ia memberi salam. Nabi pun menjawab salamnya dan bersabda: Shalatlah lagi, Anda belum shalat) (Lalu ia mengulang shalatnya) (kemudian menghadap dan memberi salam lagi kepada Nabi) (Nabi menjawab salamnya dan bersabda: Shalatlah lagi, sungguh anda belum shalat. Yang sedemikian itu hingga ia lakukan tiga kali. Lalu orang itu berkata: Demi Dzat yang mengutus tuan dengan hak, aku tidak lebih baik dari ini) (maka ajarilah aku) (wahai Nabi).
(Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya tidak sempurna shalat seorang) sehingga ia menyempurnakan wudhu) (sebagaimana yang diperintahkan Allah, membasuh wajah dan tangan sampai ke siku, mengusap kepala dan membasuh kaki sampai ke mata kaki) (lalu membaca syahadat) (menghadap kiblat lalu takbir). Dalam riwayat lain: (kemudian berucap, Allahu akbar) (lalu memuji dan membesarkan Allah). (Kemudian membaca yang mudah dari al-Qur’an) (Kemudian menghadaplah ke kiblat lalu takbir).
Dalam riwayat lain (kemudian mengucapkan, Allahu akbar) (lalu memuji dan memuja Allah dan membesarkanNya) (kemudian membaca al-Qur’an yang mudah bagimu). Dalam riwayat lain: (Apabila anda memiliki bacaan al-Qur’an, silahkan membacanya). Dalam riwayat lain, bacalah surat al-Fatihah dan surat lain sesukamu).
Dalam riwayat lain: (Jika anda memiliki bacaan al-Qur’an, silahkan membacanya. Jika tidak, maka bacalah tahmid, takbir dan tahlil) (Lalu takbir dan ruku’) (Ketika ruku’, letakkan telapak tangan pada lututmu dan ratakan punggungmu) (hingga tumakninah) (dan rilek) (Kemudian bacalah samiallahu li man hamidahu) (hingga anda berdiri tegak) (Jika anda bangkit, maka tegakkan tulang sulbimu, sehingga persendian kembali pada posisinya) (Lalu takbir dan sujud) (Letakkan dahimu pada bumi sampai tumakninah dan rilek) (Kemudian takbir dan duduk antara dua sujud) (hingga tegak tulang sulbimu).
Dalam riwayat lain: (Jika Anda bangkit, duduklah pada pahamu yang kiri) (hingga tumakninah) (Lalu takbir dan sujud kedua hingga tumakninah) (Lalu bangkit dan takbir) (hingga duduk istirahat dengan tegak) (Kemudian kerjakan untuk setiap rakaatmu seperti itu) (Jika anda duduk pada pertengahan shalat, maka duduklah iftiras, lalu bacalah tasyahud) (Lalu kerjakan seperti itu sampai tuntas shalatmu). (Jika anda lakukan dengan sempurna, maka sempurnalah nilai shalatmu, namun jika anda kurangi sedikit hal tersebut, maka anda telah mengurangi nilai shalatmu). (Katanya, hal itu lebih mudah bagi mereka. Yakni bagi yang menguranginya, maka berkurang kesempurnaan shalat, walaupun tidak hilang secara keseluruhan). (HR Bukhari: 724, 5897, 6090; Muslim: 397; Ibnu Hibban: 1787; Abu Dawud: 856, 857, 858, 859, 860, 861; Tirmidzi: 302, 303; Nasai: 884, 1053, 1136, 1313; Ibnu Majah: 1060; Ahmad: 19017)
Baca sambungan di halaman 2: Hadits Anas bin Malik