2. Hadits Anas bin Malik
وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: (مَا صَلَّيْتُ خَلْفَ أَحَدٍ أَوْجَزَ صَلَاةً مِنْ صَلَاةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي تَمَامٍ، كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَقَارِبَةً، وَكَانَتْ صَلَاةُ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مُتَقَارِبَةً، فَلَمَّا كَانَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مَدَّ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ، وَكَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَالَ: سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، قَامَ حَتَّى نَقُولَ) (قَدْ نَسِيَ مِنْ طُولِ مَا يَقُومُ) (ثُمَّ يَسْجُدُ، وَيَقْعُدُ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ حَتَّى نَقُولَ) (قَدْ نَسِيَ)
Anas bin Malik ra. berkata: (Aku belum pernah shalat di belakang seseorang yang lebih ringkas dari Nabi, namun tetap sempurna. Shalat Nabi hampir berdekatan, seperti itu juga shalat Abu Bakar. Di masa Umar shalat Subuh diperpanjang. Ketika Nabi mengucapkan samiallahu li man hamidahu dan bangkit, kami berkomentar, tampaknya beliau lupa karena lama berdirinya) (kemudian sujud dan duduk antara dua sujud hingga kami berkomentar, tampaknya beliau lupa). (HR Bukhari: 787; Muslim: 472, 473; Abu Dawud: 853; Ahmad: 12675, 12783, 13602)
3. Hadits Ali bin Syaiban
وَعَنْ عَلِيِّ بْنِ شَيْبَانَ الْحَنَفِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: خَرَجْنَا حَتَّى قَدِمْنَا عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَايَعْنَاهُ وَصَلَّيْنَا خَلْفَهُ, فَلَمَحَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمُؤْخِرِ عَيْنِهِ رَجُلًا لَا يُقِيمُ صَلَاتَهُ يَعْنِي صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ, فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ قَالَ: يَا مَعْشَرَ الْمُسْلِمِينَ, لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَا يُقِيمُ صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ
Ali bin Syaiban al-Hanafi ra. berkata: Kami menghadap Nabi dan berbaiat serta shalat di belakangnya, Nabi saw. sekejap memandang orang yang tidak menegakkan tulang sulbinya ketika ruku’ dan sujud. Seusai shalat beliau bersabda: Wahai segenap muslim, tidak ada shalat bagi yang tidak menegakkan tulang sulbinya ketika ruku’ dan sujud. (HR Ibnu Khuzaimah: 593; Ibnu Majah: 871; Ahmad: 16340; Ibnu Abi Syaibah: 2957)
4. Hadits Abu Hurairah
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ الرَّجُلَ لَيُصَلِّي سِتِّينَ سَنَةً, وَلَا يَقْبَلُ اللهُ لَهُ صَلَاةً، لَعَلَّهُ يُتِمُّ الرُّكُوعَ, وَلَا يُتِمُّ السُّجُودَ، وَيُتِمُّ السُّجُودَ, وَلَا يُتِمُّ الرُّكُوعَ
Dinarasikan Abu Hurairah ra., Nabi saw. bersabda: Ada seorang yang shalat selama enam puluh tahun, namun shalatnya tidak diterima, karena bisa jadi ia telah menyempurnakan ruku’, namun ia tidak menyempurnakan sujudnya, atau ia juga telah menyempurnakan sujudnya, namun ia tidak menyempurnakan ruku’nya. (HR Ibnu Adi dalam Kamil: 7/256; Ibnu Abi Syaibah: 2963 secara mauquf.) (*)
Editor Mohammad Nurfartoni