Mewaspadai Hoaks
Sementara itu, Joko memaparkan tentang bagaimana mewaspadai hoaks. Kata Joko, arus informasi di era digital begitu masif atau disebut sebagai flood information phenomenon yang menjadikan masyarakat yang terkoneksi dengan media internet menerima luberan informasi yang begitu hebat. Akibatnya, sulit dibedakan mana yang kebenaran mana yang palsu atau hoaks.
Untuk itu, saran Joko, kita perlu lebih selektif dan kritis terhadap apapun yang kita terima. “Jangan asal mereshareatau merepost. “Sudah banyak tools yang dapat digunakan untuk mengecek kebenaran suatu isu. Kalau dating isu atau informasi yang gak logis, aneh, mencurigakan, lakukan fact checking dulu,” ujarnya seraya menyebut beberapa tools fact checker.
Selain tentang kewaspadaan terhadap etika digital, SD Mupat juga menghendaki optimalisasi media digital untuk public relations (PR). Mohammad Zul Qomain, salah seorang guru yang juga pengelola PR SD Mupat menyatakan tertarik untuk belajar bagaimana mengelola krisis isu. “Seringkali kita tidak menyangka tiba-tiba ada isu negative menyerang, kami perlu belajar apa langkah antisipatifnya,” tanya Zul.
Menjawab pertanyaan itu, Nasrullah yang juga mantan kepala Humas UMM dan Staf Khusus Mendikbud bidang Komunikasi Publik, menyarankan disiapkan crisis handling agar tidak gagap menghadapi masalah. “Di sana juga perlu disiapkan SOP dan alternatif strategi jika terjadi krisis, apakah tetap pasif, aktif atau bahkan proaktif. Pilihan ini tergantung bagaimana isunya dan seberapa besar prediksi dampak yang akan ditimbulkannya,” urainya.
Ke depan kerja sama kemitraan UMM dengan SD Mupat ini akan lebih ditingkatkan. Nasrullah menyatakan siap memberikan pendampingan sewaktu-waktu jika diperlukan untuk penguatan literasi digital. “Sebagai komitmen kami di Komunikasi UMM, kami tentu welcome kepada sekolah-sekolah Muhammadiyah yang membutuhkan bantuan pendampingan,” tuturnya. Sebelum dengan SD Mupat, Komunikasi UMM juga telah mendampingi SD Aisyiyah Dinoyo, bahkan sampai kepada SMA Muhammadiyah 1 Denpasar, Bali. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni