Muhammadiyah Punya Sikap Altruisme
Sebenarnya, lanjut Izul, apa yang tercanangkan dalam program ini sudah Muhammadiyah jalankan secara langsung maupun tidak. Yakni berawal dari sikap altruisme, memiliki keinginan berbuat baik pada masyarakat, lingkungan, dan alam semesta.
Sehingga baik mendapat support atau tidak mendapat support melalui anggaran pemerintah, dia menegaskan Muhammadiyah tetap berjalan. “Seperti ketika Aksi Tanam Pohon di Kalimantan Tengah (Kalteng), ternyata di Kampus Universitas Muhammadiyah Kalteng sudah memiliki program untuk membuat Bio Aftur,” ungkapnya.
Izul lantas mengajak peserta melihat konsep Kiai Dahlan. Seratus tahun lalu selalu menggunakan konsep aksi di setiap ayat Quran sebagai dasarnya. “Seperti al-Maun dan al-Ashr. Maka seandainya Kiai Dahlan masih ada, pasti saat ini akan lebih mengutamakan persoalan lingkungan,” imbuhnya.
Kandungan surat al-Baqarah ayat 11 pun dia tegaskan, “Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi! Mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.’,”
Dari ayat inilah Izzul mengajak peserta merenung, “Jangan-jangan kita termasuk seperti itu. Seolah-olah kita melakukan perbaikan, tapi tidak sadar sedang melakukan kerusakan di muka bumi?”
Naik kendaraan, pakai AC, sampai persoalan sampah, kata Izzul ada konsekuensi-konsekuensi terhadap lingkungan. “Dan kita harus membuat kompensasi dari apa yang harus kita lakukan itu. Jadi persoalan lingkungan ini Muhammadiyah harus mulai melirik ke arah sana,” tuturnya.
Dia menutup sambutannya dengan menegaskan, “Tak hanya soal pendidikan, kesejahteraan sosial, dan kesehatan saja. Kita harus mulai peduli terhadap lingkungan.” (*)
Penulis Muhammad Fajar Al Amin Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni