PWMU.CO – 4 soft skill terungkap di penutupan Basic Mechanic Course (BMC) Fresh Mechanic Development Program (FMDP) Batch 16. Agenda ini berlangsung di Ruang Multimedia Kampus 1 SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen.
Putra Perkasa Abadi (PPA) Academy menyelenggarakan pelatihan itu bagi 35 calon pekerja mekanik alat berat yang lolos seleksi PT PPA Indonesia. Mereka telah mengikuti pelatihan ini selama dua bulan di Kampus 2 SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen. Selain alumni SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen, peserta juga berasal dari beberapa SMK lain di Jawa Timur.
Kepala SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen Drs Maryanto MM dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada management PT PPA Indonesia. Sebab, memberi kepercayaan kepada SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen sebagai tempat pelatihan itu.
Dia meyakini, pihak industri pasti memiliki standar tertentu dalam melaksanakan sebuah pelatihan, terutama terkait fasilitas, sarana, dan prasarana. Karena itu, Maryanto bertekad, dengan kepercayaan ini pihaknya akan terus berupaya meningkatkan kualitas dan sarana praktik yang standar.
“Saya berharap kerja sama ini akan tetap berlanjut pada masa-masa mendatang,” imbuhnya, Jumat (13/10/2023).
Bekal Soft Skill
Human Capital dan General Affairs PT PPA Indonesia Ricahk Pranata dalam sambutannya berpesan kepada seluruh peserta yang lulus pelatihan itu. “BMC ini tidak semata-mata memberikan bekal skill mekanik, tetapi juga soft skill terutama menghadapi era sekarang,” ujarnya.
Dia lantas memaparkan empat soft skill tersebut. Pertama, kemampuan problem solving. “Diharapkan nantinya para peserta saat berada di dunia industri memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi,” ungkapnya.
Kedua, kemampuan menghadapi ketidakpastian. Di era yang serba tidak pasti ini, sambungnya, kemampuan mengantisipasi dan memperkirakan apa yang akan terjadi sangat penting.
Ketiga, Ricahk Pranata menegaskan, sekarang dengan kompleksitas permasalahan yang semakin tinggi harus menghadapinya dengan mental tangguh dan tidak mudah menyerah.
Keempat, dia mengungkap salah satu karakter era sekarang adalah ambiguitas. “Kita tidak bisa mengambil keputusan selama pandangan belum jelas. Ibarat melihat dari kaca yang buram, maka yang harus dilakukan adalah membersihkan kaca agar jernih dan dapat digunakan melihat jelas,” tuturnya.
Di akhir sambutannya, Ricahk Pranata menyampaikan terima kasih kepada SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen yang telah menfasilitasi pelatihan ini sehingga berjalan lancar dan sukses. (*)
Penulis M. Arief Luqman Hakim Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni