Keseruan Belajar
Yulis Prameswari SH pun memulai pembelajaran. Usai salam mengawali pembelajaran, semua yang berada di ruangan itu serempak menjawab salamnya.
Ekspresi serius guru SMP Meka menambah suasana lebih formal dari sebelumnya. Ditambah raut wajah tegang dan canggung siswa SMP Meka kelas VII ICO menambah suasana semakin formal.
Tetapi situasi ini hanya sebentar. Yulis memecah keseriusan dengan memandu siswa berdoa dalam mengawali pembelajaran. Terlebih dengan pertanyaan ramah seputar ketidakhadiran siswa dan pemutaran video ice breaking versi Arab yang bisa menggiring suasana hati siswa keluar dari ketegangan.
“Ditirukan dan diikuti gerakannya ya, anak-anak!” ajak Yulis sambil meminta siswa siswi berdiri menirukan instruksinya.
Proses belajar berlangsung seru saat membahas hadas kecil dan hadas besar. Saat tanya jawab seputar hadas kecil dan hadas besar, salah satu siswa membuat gelak tawa semua yang ada di ruangan.
Mayoritas siswa tahu apa saja yang tergolong dalam hadas kecil seperti air kencing, kentut, dan buang air besar. Tetapi pada saat Yuris minta memberikan contoh yang termasuk hadas besar, salah satu siswa bernama Adelfan Adha memecah konsentrasi dengan menjawab ‘nafas’.
Mereka sempat kebingungan menafsirkan maksud jawabannya.
“Nafas? Nifas, kah?” guman sebagian guru. Yulis pun menekankan, “Nifas, bukan nafas.” Suara tawa sedikit memecah kebingungan tersebut. Adelfan tersipu malu menyadari perkataan yang diucapkan tidak sesuai dengan yang dipikirkan.
Keseruan juga terrasa saat penayangkan video tata cara berwudhu oleh siswa SMP Meka. Semua siswa menyimak dengan teliti dan seksama. Ada tanya jawab seputar kegiatan di video, antara lain tentang cara membasuh muka, tangan, dan kaki. Yulis pun menjelaskan ulang tata cara berwudhu yang benar sesuai tuntunan.
Saran Pembelajaran
Di akhir pembelajaran, siswa diajak menyelesaikan beberapa soal materi menggunakan aplikasi Quizizz. Di tahap ini, siswa merasa lebih tertantang menyelesaikan soal. Seolah mereka sedang berkompetisi untuk menjadi pemenangnya.
Setelah beberapa saat, terpampang nama peserta mulai dari nilai tertinggi sampai terendah. “Yang ada di peringkat 1, 2, dan 3 akan Ibu kasih hadiah,” jelas Yulis kepada seluruh siswa.
“Siapa yang juara satu, dua dan tiga? Angkat tangan!” tambahnya. Tiga siswa sigap mengacungkan tangan secara bersamaan. Javi Sabil Endarto juara 1, Ahmad Luzman Muneeb juara 2, dan Azam Dziko Keviansyah juara 3. Semua mendapatkan hadiah berupa wafer.
Suara tepuk tangan bergema di ruangan mengiringi penyerahan hadiah kepada siswa. Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan refleksi dan doa.
Sesi kritik dan saran berlangsung di ujung acara, baik dari guru maupun Majelis Dikdasmen PDM. “Tujuan pembelajaran belum tampak di awal pembelajaran,” seru Siti Zulaichah SE MPd dengan lantang.
“Refleksi dalam bentuk paper juga masih belum disajikan ke siswa,” imbuhnya.
Berbeda dengan pendapat Dikdasmen PNF PDM Agus Sujono SPd ST. Dia menilai, tidak semua tujuan pembelajaran itu harus disajikan secara detail di awal. Cukup dikemas dengan singkat padat dan jelas untuk kemudian disampaikan ke siswa di sela-sela proses pembelajaran. (*)
Penulis Aniwati Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni