PWMU.CO – Pesan Rukmini, Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur Dra Rukmini Amar MAP di rapat tiga bulanan Aisyiyah wilayah kerja (Wilker) Balapan.
Balapan merupakan akronim Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Jember, Lumajang, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, dan Kota Pasuruan. Kini giliran Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Jember menjadi tuan rumah. Alhasil, rapat kerja terlaksana di Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Jember, Ahad (15/10/2023).
Tema yang diusung ialah Menemu Kenali Masalah dan Mencari Solusi dalam Gerak Dakwah Aisyiyah Se-Wilker Balapan. Untuk mempercepat gerak langkah Aisyiyah di wilayah kerja Balapan, Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur membuat tim pengembang organisasi daerah. Personelnya berasal dari para mantan ketua PDA yang telah dua periode memegang tampuk pimpinan.
Wilayah Balapan yang luas terbagi menjadi dua agar pendampingan berjalan optimal. Dra Romiyati MSi, mantan Ketua PDA Kota Probolinggo, mendapat tugas mendampingi wilayah Balapan I. Ini terdiri dari empat daerah. Yaitu Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Kabupaten Pasuruan dan Kota Pasuruan.
Menik Chumaidah SH MHum, mantan Ketua PDA Jember, mendampingi wilayah Balapan II. Dia membawahi lima daerah. Yaitu Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, dan Lumajang.
Menik menyampaikan, “Pertemuan Balapan ini adalah konsolidasi dan koordinasi untuk menyelesaikan permasalahan di daerah masing-masing sehingga akan menemukan solusi terbaik. Meskipun tentu masing-masing daerah memiliki cara terbaik sesuai kondisinya.”
Pantang Menyerah
Pertemuan ini kian istimewa dengan hadirnya Rukmini. Mereka lantas berdiskusi tentang permasalahan daerah dengan interaksi yang saling menghargai satu sama lain. Pendapat, pertanyaan, dan usulan mengupas-tuntas masalah berlangsung gayeng.
Menanggapi keluhan para peserta tentang kesulitan pembiayaan untuk setiap kegiatan yang digelar PWA Jawa Timur, Rukmini menguatkan dengan mengatakan, “Aisyiyah tidak mengenal jalan buntu!”
Dia menegaskan, “Pasti ada jalan untuk menemukan solusi dari setiap permasalahan baik itu dari internal Aisyiyah atau permasalahan yang dihadapi masyarakat.”
Kata Rukmini, nama Aisyiyah diambil dari salah satu istri Nabi Muhammad SAW yang bernama Aisyah. “Aisyah itu pantang menyerah. Aisyah selalu menemukan cara mengatasi masalah,” imbuhnya.
Mendengar pemaparan Rukmini, salah satu peserta rapat utusan PDA Kota Probolinggo Izza El Mila pun sepakat. Wakil Sekretaris PDA Kota Probolinggo 2022-2027 itu teringat pesan an-Nahl ayat 97 yang menginspirasi lahirnya Aisyiyah.
“Ruh ayat di atas memacu para perempuan Aisyiyah untuk aktif menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi, berkiprah di ruang publik, mengaktualisasikan potensi pikir dan dzikir, serta amal shaleh untuk mewujudkan masyarakat dan bangsa yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat,” ungkapnya. (*)
Penulis Izza El Mila Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni