PWMU.CO – PDNA Tulungagung periode 2022-2026 resmi dikukuhkan di Aula Masjid al-Ishlah Ngunut, Ahad (15/10/2023). Pengukuhan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) ini bertema Perempuan Muda Berkemajuan Menguatkan Peradaban.
Hadir Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur Bidang Kesehatan Rifka Fatimatuz Zahro SKM, jajaran Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah (PDM-PDA) Tulungagung, Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Ngunut, perwakilan Ortom dan perwakilan PCNA sekabupaten Tulungagung.
Pembacaan 10 Komitmen Kader NA mengawali prosesi pengukuhan. Rifka Fatimatuz Zahro lantas membacakan Surat Keputusan pelantikan 24 personel PDNA Tulungagung.
Karena banyak anggota Nasyiah Tulungagung merupakan ibu muda, maka di antara mereka banyak yang membawa anak. Bahkan ada juga yang sambil menggendong bayi. Meski demikian, acara tetap berlangsung khidmat dan penuh kegembiraan.
Ketua PDNA Tulungagung Binti Hadayani dalam sambutannya berpesan, “Walaupun acara ini sederhana, namun berharap dari sini bisa berupaya untuk menghidupkan lagi Nasyiah di Tulungagung, setelah dari periode kemarin banyak kegiatan yang terhambat dan kurang optimal karena pandemi Covid 19.”
Dia menyampaikan, “Basis massa anggota NA yang merupakan usia membangun karir dan berbagi peran dengan peran di rumah tangga menjadi tantangan untuk anggota NA bisa tetap berkiprah dan berjuang di NA tanpa harus meninggalkan pekerjaan dan keluarga.”
Dari sini dia mendoakan, “Semoga kita tetap diberikan kemudahan dalam setiap apa yang dikerjakan dan diamanahkan.”
Semangat Progresif
Selaras dengannya, Rifka Fatimatuz Zahro SKM menyampaikan pesan dari PWNA Jawa Timur, yakni mengenalkan motto semangat progresif yang bermakna berkemajuan. “Selain itu juga merupakan singkatan dari profetik, gesit, responsif, kolaboratif dan inklusif,” imbuhnya.
Rifka menerangkan, profetik artinya mempunyai sifat kenabian. “Maksudnya sebelum kita mengemban amanah di organisasi dan berkiprah ke luar, kita harus memiliki sifat kenabian dalam diri kita dengan meneladani Nabi Muhammad SAW,” ungkapnya.
Adapun gesit dan responsif, sambung Rifka, berarti kader Nasyiah harus cepat dalam mengambil tindakan saat menghadapi banyaknya isu yang sedang berkembang. Selanjutnya, kolaboratif. Artinya Nasyiah harus bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam menjalankan program kegiatan.
Terakhir, lanjut rifka, inklusif. Artinya sikap terbuka dan toleransi, lawan dari sikap eksklusif yang bersifat terbatas. (*)
Penulis Ubaidillah Alif Alwan Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni